Jakarta, Aktual.co — Ekspor  Tiongkok membukukan penurunan yang mengejutkan di bulan Januari 2015. Data menunjukkan bahwa pabrik-pabrik yang bergulat dengan penurunan permintaan dari luar negeri maupun di rumah, dikarenakan oleh ekonomi Tiongkok yang sedang mengalami traksi.

Bahkan, impor Tiongkok juga turun tajam selama periode Januari, sebagian disebabkan karena melemahnya permintaan dari industri lokal serta harga minyak dan bahan baku yang jauh lebih rendah.

“Sektor manufaktur China berada di bawah tekanan besar akibat lambannya permintaan eksternal dan domestik,” kata ekonom ANZ, Li-Gang Liu dan Hao Zhou, demikian dilansir dari Marketwatch, Senin (9/2).

Berdasarkan data dari Administrasi Umum Bea Cukai, menunjukkan bahwa ekspor Tiongkok turun 3,3 persen pada Januari dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah penurunan tajam dari kenaikan bulan Desember 9,7 persen.

Melemahnya ekspor semakin menambah gambaran bahwa Tiongkok sudah mengecewakan dimana hasil survei pemerintah ‘Negeri Bambu’ tehadap aktivitas pabrik di bulan Januari merosot ke level terendah sejak September 2012 lalu.

Ekonomi Tiongkok tumbuh 7,4 persen tahun lalu. Sementara itu, di tahun ini pemerintah secara luas diperkirakan akan menurunkan target pertumbuhan sekitar tujuh persen karena ekonomi global terus membuat pemulihan yang lambat dan permintaan domestik yang masih lemah.

Pada bulan lalu, ekspor ke Asia Tenggara dan Amerika Serikat tercatat lebih kuat, sementara pengiriman ke Uni Eropa, Jepang dan Hong Kong, pasar key transshipment, semua lemah dalam Dolar. Yuan, mata uang Tiongkok sendiri telah kehilangan lebih dari dua persen terhadap Dolar tahun lalu.

Artikel ini ditulis oleh: