Jakarta, Aktual.com– Ulama merupakan mereka yang senantiasa mencari dan mengajarkan ilmu agama. Banyak sekali kisah-kisah yang menakjubkan dari ulama yang berjuang untuk berguru.
Tidak hanya itu, mereka senantiasa ditimpa ujian baik harta, fisik dan lainnya. Akan tetapi, itu semua tidak serta merta membuat mereka putus asa. Salah satu ulama yang tidak pernah menyerah terhadap ujian Allah yaitu Qatadah bin Da’imah as-Sadusi.
Ia lahir pada tahun 60 H, dan wafat pada tahun 118 H. Ia berasal dari suku as-Sadus, yaitu bagian dari bani Syaiban, suku Arab bagian utara. Imam Qatadah merupakan salah satu ulama yang diberikan ujian oleh Allah SWT dengan kebutaan,
Walaupun memiliki kebutaan, bagi dirinya kebutaan tidak berarti buta secara hati dan pikiran. Justru kondisi itulah yang membuat dirinya istimewa. Ia menjadikan kekurangannya itu sebagai kelebihan.
Dengan kondisi seperti itu, Ia mendatangi sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup, seperti Anas bin Malik, Abdullah bin Sarjis, Handzalah al-Katib, Abu Thufail al-Kinani, Anan bin an-Nadhar dan sahabat Nabi yang lainnya. Imam Qatadah selalu mendatangi pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh para Sahabat, bahkan terkadang bertatap muka secara langsung.
Imam Qatadah masih merasakan hidup bersama para tabi’in senior. Setelah masa sahabat selesai, Ia belajar kepada tabi’in-tabi’in dari kalangan senior. Terhitung gurunya sebanyak 42 orang. Sedangkan guru yang paling lama Ia bertalaqqi yaitu kepada Imam Hasan al-Bashri selama 12 tahun.
Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala mengatakan bahwa Imam Qatadah sebagai Hafidzul Ashr dan Qudwatul Mufassirin wal Muhadditsin. Tidak heran jika Ia mendapat julukan seperti itu karena kekuatan dan kesabarannya dalam menuntut ilmu.
Semoga kita bisa mengikuti jejak Imam Qatadah dalam mempelajari ilmu-ilmu Allah SWT.
Waallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra