Seorang ulama sufi terkemuka yang juga pakar hadist atau muhaddist negri Maroko Syekh Abdullah At-Talidi menghikayatkan dalam kitab karangannya yang berjudul ‘al Mathrab bi Masyahir Auliya al Maghrib halaman 281 tentang pengakuan jama’ah atau mayoritas para ulama dan orang-orang yang shaleh bahwa Syekh Muhammad Bin Shiddiq Al Ghumari benar-benar telah mencapai derajat Quthbaniyah (wali Quthub atau figur tertinggi sebagai porosnya para wali).
Karena derajat beliau (Syekh Muhammad Bin Shiddiq Al Ghumari) telah mencapai derajat wali quthub tak heran jika akhirnya guru beliau sendiri yaitu Syekh Muhammad Bin Ibrahim Al Fasi meminta talqin wirid Syadzili kepada beliau.
Awalnya Syekh Muhammad Shiddiq pun enggan untuk mentalqin gurunya tersebut sebagai bentuk taadub atau tatakrama beliau kepada sang guru, namun sang guru (Syekh Muhammad Bin Ibrahim Al Fasi) terus menerus meyakinkan beliau bahwa permintaannya itu (untuk ditalqin) sungguh-sungguh dan tulus.
Ia (Syekh Muhammad Bin Ibrahim) bersumpah dan berkata kepada beliau:”Aku ini bukanlah siapa-siapa melainkan hanyalah budakmu yang akan mentaatimu, (mengenai ilmu yang telah kuajarkan atau kusampaikan kepadamu) hanyalah sebagai bentuk penyampaian amanah yang telah dititipkan oleh kakekmu Syekh Al Haj Ahmad Bin Abdul Mukmin Al Ghumari kepadaku melalui beberapa masyaikh atau guru-guruku (Syekh Muhammad Ayyub dan Syekh Abdul Wahid Banani Al Fasi).
Dan sekarang sungguh aku telah mengembalikannya (posisi mursyid thariqah) pada tempatnya yang semula..” kemudian Syekh Muhammad Bin Ibrahim memerintahkan kepada semua muridnya untuk mendapatkan talqin dari Syekh Muhammad Bin Shiddiq Al Ghumari dan akhirnya beliau pun mentalqin mereka semua sesuai perintah gurunya tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid