Selain itu, kawasan Gunung Tambora juga sudah dikenal luas. Letusan gunung berapi itu pada 1815 bahkan sampai mengubah iklim di sebagian belahan bumi.
Kedua ikon, Pulau Moyo dan Gunung Tambora, itulah yang dinilai tepat untuk mendorong promosi potensi wisata di Sumbawa.
Menhub Budi Karya selaku Ketua Pelaksana Sail Moyo Tambora 2018 berharap acara Sail Moyo bisa menjadi obat dan penyemangat bangkitnya pariwisata di NTB.
“Kita semua pasti ingin NTB ini Bangkit. Ini menandai kebangkitan NTB yang luar biasa. NTB ini sangat terkenal. Pariwisata menjadi industri yang menjanjikan bagi NTB. Alamnya luar biasa, budayanya mempesona, sehingga mendatangkan devisa bagi Indonesia,” ujar Menhub.
Momentum besar Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo.
Ia mengatakan, Sail Moyo Tambora menjadi momentum besar untuk mengangkat Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk lepas dari daerah tertinggal.
Sail Moyo Tambora akan memperkenalkan keindahan alam Sumbawa yang tak hanya akan menarik perhatian wisatawan lokal, namun juga akan menarik minat wisatawan asing.
Menurutnya, momen tersebut seharusnya membuat Sumbawa tidak lagi bergantung pada Lombok.
“Sumbawa ini selalu kelewat. Orang dari lombok langsung ke NTT (Nusa Tenggara Timur) merasa puas di Lombok, mereka ke (Sumba) NTT dengan karakter yang berbeda,” katanya.
Sebagian besar pengunjung Sail Moyo Tambora yang hadir, lanjut dia, belum mengetahui adanya Sumbawa. Hal ini menunjukkan bahwa Pulau Sumbawa belum begitu dikenal oleh khalayak. Untuk itu, Sail Moyo Tambora akan menjadi ajang besar dalam mempromosikan keindahan pariwisata alam Sumbawa.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby