Jakarta, Aktual.com – Peran perempuan dalam sejarah perjuangan Islam tidak kalah besar pengaruhnya di banding dari peran laki-laki. Banyak peristiwa penting yang terjadi di tentukan dan di perankan oleh tokoh Wanita dan akhirya mengubah pendulum sejarah. Dan salah satu nya adalah Sayyidah Zainab tokoh Wanita Perubahan, yang menentukan arah sejarah Islam dunia kemudian hari.
Sayyidah Zainab adalah cucu Rasullullah SAW yang lahir pada 5 Jumadil awal tahun 5 H, atau 4 tahun sebelum Rasulullah wafat. Ibunya Sayyidah Fatimah Zahrah dan ayahandanya adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib karromallahu wajhah. Masa kecilnya di lalui dengan Bahagia, ia pewaris ilmu dan makrifat Rasulullah. Martabat dan harga diri sayyidah Zainab mirip dengan sayyidah Khadijah, kesucian, kesopaanan serta kesederhanaan sebagaimana ibunya sayyidah Fatimah, kezuhudan dan kefasihan retorika sayyidah Zainab mirip sayyidina Ali bin Abi Thalib, di juga memiliki kelembutan dan kesabaran sebagaimana sayidina Hasan serta keuletan dan ketabahan hati sebagaimana sayidina Husein. Gelarnya Aqilah bani Hasyim atau Wanita cerdas dari bani Hasyim akibat kecerdasannya dalam beretorika dalam berpidato.
Saat beliau lahir, Rasulullah sedang tidak berada ditempat karena beliau masih di dalam perjalanan, dan setelah berusia tiga hari ibunya Fatimah meminta kepada suaminya sayyidina Ali untuk memberi nama kepada sang bayi, namun beIiau menolak karena tidak ingin mendahului ayahnya yaitu Muhammad SAW. Setelah Rasulullah datang dan bertanya dimana cucunya tadi kemudian baru diciumnya cucu tersebut, dan beliau memberi nama Zainab setelah mendapat wahyu dari Jibril As karena nama tersebut sudah ada di lauhil mahfudz, sesaat kemudian dipeluknya cucu kesayangan tadi dan beliau menangis keras hingga air mata bercucuran sampai membasahi jenggotnya dan beliau berpesan (bersabda) kepada ummatnya baik yang hadir maupun yang tidak hadir agar menyayangi cucunya ini.
Karena terheran beliau ditanya oleh sayyidah Fatimah mengapa Rasulullah menangis? Kemudian Nabi berkata, sepeninggal ku nanti kelak anak ini akan banyak mengalami penderitaan dan cobaan.
Masa kecilnya dilalui dengan penuh kebahagiaan dibawah pengasuhan ibu dan ayahya serta kakeknya, namun kebahagiaan itu hanya berlangsung selama 5 tahun saja karena kepergian sang kakeknya telah membuat ia berduka, kemudian 6 bulan berikutnya kesedihan memuncak karena ibunda tercinta menyusul kepergian sang kakek, tak lama kemudian ayahnya juga sayyiidana Ali bin Abi thalib menghembuskan nafas terakhirnya setelah ditikam kepalanya selepas sholat shubuh oleh orang yang bodoh tapi semangat beragamanya sangat tinggi yaitu Abdurrahman bin Muljam.
Masa remajanya dilaluinya dengan menjaga saudara-saudaranya sebagaimana pesan ibundanya untuk selalu menjaga saudara saudaranya tadi. Dan karena hidup yang prihatin ia menjadi wanita yang handal dan menjadi ibu yang sangat muda bagi saudara saudaranya tersebut. Dan saudaranya sendiri sayyidina Hasan mati dibunuh dengan keji dengan di racun. Sedangkan saudaranya yang lain Sayyidina Husein juga dibunuh pada peristiwa Karbala, dan melalui peristiwa di karbala inilah kita bisa melihat karomah dan kelebihan ilmu daripada sayyidah Zaenab ini.
Karbala ada sebuah daerah yang saat terletak di Irak. Sayyidinna Husein sendiri mau berangkat ke Kufah karena atas undagan pendudk disana yang inginn membaiat dirinya menjadi khalifah karena kecewa denga Yazid bin Muawiyah yang berlaku dhazlim.
Sebenarnya para sahabat sudah melarang untuk berangkat karena mereka tahu watak dan karakter penduduk Kufah yang dulu pernah berkhianat kepada ayahnya Sayyidina Ali. Sesampainya disana ternyata kondisi politik sudah berubah drastis dan akhirnya sebagaimana diketahui dalam sejarah rombongan sayyidina Husein habis terbunuh termasuk sayyidina Husen sendiri gugur dengan luka yang banyak serta kepala yang terpisah dari tubuh.
Setelah 2 hari menghadiri peristiwa karbala Zainab melihat 6 saudaranya syahid, cinta orang mukmin kepada imamanya adalah kecintaan yang luar biasa. Berkat kekuatan dan ketabahan beliau masih bertahan, padahal dahsyatnya peristiwa karbala beliau sendiri ikut menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri, apalagi melihat para rombongan Wanita diperlakukan dengan tidak hormat oleh penyerang, kalaulah bukan karena bentakan keras dan tegas dari beliau akhirnya mereka bisa selamat dan akhirya ditawan dan didigiring ke kota Kufah.
Ketika beliau dibawa kepasar untuk di pamerkan dimuka umum beliau mengambi kesempatan yang luar biasa dia bisa berdiri dan keluar dengan khutbah di Kuffah dan dengan khutbah ini masyarakat Kuffah banyak yang bingunng dan akhirnya saling menyalahkan sesama mereka.
Diriwayatkan dari Qabalah yang banyak menyaksikan peristiwa tersebut dia berkataI, a hadir dan melihat memandang Sayyidah Zainab As.
Dan saya tidak pernah melihat seorang perempuan yang menjaga kehormatannya yang lebih berani dan sangat pasih tanpa merasakan sedih padahal habis terkena musibah dan dipertontonkan sebagai tahanan. Seolah olah dia berbicara melalui lisan amiirul mukminin, dan dia menunjuk kepada orang orang yang hadir di pasar itu untuk “diamlah”, dan semua orang dipasar ikut terdiam mendengarkan. Zainab bisa disebut wali Allah yang bisa menunjukkan untuk diamlah, maka orang terdiam. Semua nafas berhenti dan kondisi sunyi.
Dan ia mulai berkata,
Alhamdulillah, washollatu ala Nabi. (menunjukkan Anak Rasulullah SAW) dan ini adalah retorika yang ingin menunjukkan kepada massa bahwa siapa yang sedang berbicara ini sesungguhnya.
Dan dia mulai berkhutbah (yang isinya bisa dilihat sebagai sosiolog yang mengenal kondisi masyarakat Kufah) zaman tersebut. Dan dia mengingat kan Kembali bahwa penduduk Khufah dulu yang berbait kepada imam ternyata berkhianat.
Apakah kalian menangis? Kalian yang membunuh imam tapi kalian yang menangis ? ini menunjukkan juga bahwasanya masyarakat kufah yang tidak memiliki prinsip prinsip. Sahabat sahabat orang kufah juga sebenarnya ada pembela imam.
Kamu juga tidak fair jika berperang seperti tumbuhan yang indah tapi tumbuh di tempat yang kotor. Atau seperti perak yang fungsi untuk menghiasi tapi digunakan untuk menghias orang meninggal, jadi tidak berguna lagi hanya orang yang hidup yang butuh perhiasan.. Dan kalian telah membunuh sayyididana Husein. Disini sayiidina Zainab memperkenalkan maqam wilayah. Siapa yang membunuh wali maka sama saja ia akan menyengsarakan dirinya sendiri.
Kepada wanita wanita kufah dia mengatakn bahwa Wanita kufah telah berbuat sia sia seperti yang disebit dalam al quran, seperti Wanita yang memintal benang kemudian pintalan itu dilepaskan Kembali.
Setelah khutbah pendek itu maka penduduk Kuufah merasa bingung selama 2 minggu dan menangis terus menerus, itu saksi dari perawi. Dan semenjak khutbah itu banyak perubahan yang besar terjadi . Dan termasuk opini yang berkembang di masyarakat pada saat itu. Akhirnya dari pada bertambah kacau keadaan politik di kufah Yazid bin Muawiyah memulangkan Zainab ke Madinah. Dan berkat kegigihan beliau juga sayiiydah Zaenab bisa menyelamat Ali Zainal Abidin satu satunya keturunan Husein yang selamat. Hingga bisa sampe sekarang.
Wallahu aa’lam.
(Ahmad Himawan)
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi