Dengan demikian, Ramadhan dapat dimaknai sebagai bulan untuk “mengasah” jiwa, ketajaman pikiran dan kejernihan hati, sehingga dapat “membakar” sifat-sifat tercela dan “lemak-lemak dosa” yang ada dalam diri kita.

Spirit “membakar dosa” dalam Ramadhan tentu tidak dimaknai secara sempit sebagai “peleburan dosa semata”, tetapi bagaimana momentum Ramadhan dapat menjadi fase revolusioner untuk “melepaskan” kebiasaan, cara berfikir, berperilaku dan karakter negatif yang ada dalam diri manusia.

Artikel ini ditulis oleh: