Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini gelontorkan dana APBD sebesar Rp 10 miliar untuk mencegah penyakit kanker leher rahim atau serviks. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Jumlah perempuan penderita kanker serviks di Indonesia sekitar 21 ribu kasus per tahun, sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan urutan kedua tertinggi di dunia.

“Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mampu dicegah dengan melakukan antisipasi sejak dini, yakni pemeriksaan awal ,” kata Dr dr Laila Nuranna dalam kegiatan pemeriksaan gratis kanker serviks ‘Bulan Kesehatan Semen Merah Putih’ di Jakarta, Minggu (27/8).

Tercatat lebih dari 92 ribu kasus kematian akibat kanker terjadi pada perempuan di Indonesia pada 2014. Sebanyak 10,3 persen merupakan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks. Skrining merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi ada tidaknya penyakit tersebut.

“Sebagian besar penderita kanker serviks baru menyadari saat kondisinya sudah parah. Maka pengobatan BPJS untuk penyakit ini mencapai Rp3,6 triliun pada periode 1 Januari 2014- Juni 2014. Hal itu berarti setiap tahun biaya untuk penanganan kanker serviks mencapai Rp7,2 triliun.”

Dikatakannya, yang memprihatinkan adalah tidak semua penderita dapat diselamatkan karena yang sudah stadium berat,hingga akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan pengobatan. Disisi lain, penderita kanker serviks juga produktivitasnya berkurang. Nah deteksi dini ini melalui IVA test, tentunya akan menyelamatkan uang negara triliunan rupiah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu