Namun saat ini penanganan sampah telah dilakukan dengan menggunakan teknologi yang memungkinkan sampah didaur ulang menjadi salah satu sumber energi terbarukan untuk pengadaan listrik disamping tenaga angin dan tenaga matahari.
Jika sebelumnya Denmark harus menggantungkan diri pada negara lain untuk sumber energi, saat ini bahkan Denmark harus mengimpor sampah dari Inggris, karena tidak lagi memiliki cukup sampah untuk didaur ulang menjadi sumber energi, karena hanya menyisakan empat persen sampah yang tidak bisa diolah dari keseluruhan sampah yang ada.
Kerja sama pemanfaatan sampah menjadi energi terbarukan juga telah dilakukan dengan pemerintah pusat di Jakarta melalui Kementerian ESDM.
Namun demikian, Dubes Denmark ingin mengembangkan kerja sama di tingkat lokal dengan pemerintah daerah, dalam hal ini di Pulau Lombok yang menurutnya memiliki potensi cukup besar untuk tiga sumber energi terbarukan, seperti matahari, angin, dan sampah, untuk diolah menjadi energi listrik.
Karena itu dalam sepuluh tahun ke depan Denmark bersedia membantu pemerintah daerah, khususnya di Pulau Lombok, untuk melakukan konversi energi.
Saat kunjungan awal pada 2018 Dubes Denmar berjanni pada 2019 akan mengirim beberapa orang ahli untuk mempelajari potensi yang ada serta apa saja yang dibutuhkan untuk membuat masterplan, sehingga kerja sama dapat segera diimplementasikan.
Artikel ini ditulis oleh: