PT Sinergi Cahaya Insani belum memilki izin untuk menjadi travel umrah, sehingga untuk memberangkatkan jamaahnya melaksankan umroh, harus bekerjasama dengan menggandeng travel yang sudah memilki izin. Pada awalnya SCI bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata NRA (Nur Rima Al-Wali) Tour & Travel. Namun karena harga yang ditawarkan oleh NRA mahal, kemudian SCI beralih menggandeng PT Alfir Wisata Utama (Alfir Tour & Travel) sebagai rekanannya. Begitulah cerita yang disampaikan Penanggungjawab Kerja Sama Alfir, Ibroohiem kepada aktual.com Kamis (29/3).
“Saya hanya ingin mempertegas di sini SCI ini salah satu perusahaan umroh yang menyalahgunakan dana jamaah. Ketika pertamakali SCI itu menghubungi saya, itu mereka sebelumnya sudah pernah mengadakan perjanjian dengan travel lain. Di pertengahan jalan tiba-tiba itu mereka (SCI) minta kontak saya untuk ngajak ketemuan tolong minta bantuan di-range untuk paket hotel dan visa, only hotel dan visa. Dengan asumsi di travel yang sebelumnya gak kuat kalo full paket sama tiket-tiketnya. Akhirnya okelah saya range full LA (Land Arrangement) dan visa, pada bulan November apa Oktober kita sign contract,” kata Ibroohiem saat diwawancarai di kantornya.
Setelah itu, lanjut Ibroohiem dirinya dipertemukan dengan para koordinator di kantornya SCI, untuk menjelaskan alasan SCI beralih dari travel sebelumnya ke travel Alfir, sehingga mereka semua akhirnya bersedia pindah.
“Alasannya ya saya jelasin katanya mereka (SCI) mau nyari tiket sendiri, karena waktu itu saya belum tahu kondisi keuangannya, karena waktu mereka sign contract dengan kita sampai keberangkatan April 2017, mereka menyanggupi untuk melunasi 50% itu (pembayaran) 1 bulan sebelum berangkat mereka sanggup, janjinya mereka ke kita,” terang Ibroohiem.
Meskipun demikian terang Ibroohiem, Alfir tetap memberi syarat kepada SCI yang belum memiliki izin travel umrah bahwa dalam manifes keberangkatan harus menggunakan nama Alfir. Selain itu juga semua paket umrah di luar tiket keberangkatan seperti LA, Hotel, Muthowif dan Visa harus sesuai standar Alfir. “Karena kita harus menjamin jamaah di sana gak terlantar, kemudian kepastian visa kita harus jamin, kepastian hotel, kepastian visa, dan lain sebagainya.”
Tapi ternyata kata Ibroohiem, menjelang jadwal keberangkatan bulan Januari 2017 ada 10 jadwal keberangkatan, pihak SCI tidak bisa menyediakan tiket. Padahal hotel untuk jamaah dengan fasilitas bintang lima telah dipesan. “Bulan Januari 2017 kita kontrak semua, hotel sudah dibayar dan sebagainya, tapi ternyata meleset. Bagusnya kita masih merasa bersyukur kalau kita kontraknya hanya bulan Januari 2017. Gak kebayang berapa banyak kerugian yang diderita oleh Alfir jika seandainya kontrak untuk seluruh keberangkatan jamaah.”
“Misalnya (keberangkatan Januari 2017) tanggal 5-6 berangkat, tanggal 11 berangkat, tanggal 12 gak berangkat, akhirnya tanggal 12 berangkat tanggal 13, tanggal 13 nya berangkat nanti ngisi yang tanggal 16, tanggal 16-nya berangkat 17-nya gak keisi juga. Jadi kayaknya kesulitan keuangan untuk beli tiket. Dari situ kita panggil lah mereka semua, mereka kita panggil kita adakan meeting pertama,” ungkap Ibroohiem.
Karena keberangkatan jamaah tidak sesuai jadwal, puncaknya kata Ibroohiem pada tanggal 26 Januari 2017 keberangkatan yang harus diisi satu flight di tanggal tersebut dipaksa masuk harus tiga flight. “Tiga penerbangan langsung, padahal kita ngebookingnya cuma satu flight dalam arti satu hotel doang satu grup buat 45orang, tapi akhirnya kita di situ karena kita sudah komitmen dengan kontrak dan komitmen gak mau menelantarkan jamaah Alfir akhirnya booking lagi untuk total semua jamaah dengan hotel yang sama bintang lima bintang empat.”
“Saya ingat ibu Mariati (Komisaris SCI) waktu itu telepon kami, saya dan Reza (Pimpinan Alfir) janji mau ngasih sertifikat rumah buat jaminan walaupun sampai saat ini nol besar, karena alasannya lagi berobat di Garut, berobat jantung. Karena kita masih berpikiran positif waktu saat itu, kita minta jaminannya apa nih? Dikirimlah mobil tiga buah dari mereka sebagai jaminan, mobil yang ternyata masih status kredit, begitu mobil dikirim buat jaminan oke kita terbangin lagi jamaah,” tambah Ibroohiem.
Setelah penerbangan Januari 2017 selesai semua, masuklah jadwal berangkat jamaah bulan selanjutnya. Kata Ibom belajar dari pengalaman bulan sebelumnya, untuk Februari 2017 semua tiket keberangkatan jamaah diurus oleh Alfir. Tapi sebelum kita urus, kita minta dulu pelunasan sesuai kontrak satu bulan sebelum keberangkatan.
“Masuk grup keberangkatan bulan Februari, kita panggil lagi Direksinya di pertemuan selanjutnya, pertemuan kedua. Jangan bicara Januari, kita bicara Februari kapan mau dilunasin, kita akhirnya ngambil prinsip gak mau tiket dari SCI, kita mau take over semua, tiket dari kita semua. Karena kenapa, kita gak mau kejadian Januari, hotel udah kita kontrak tiket gak ready. Visa udah nempel di paspor, kita gak mau akhirnya kita bikin kesimpulan bikin perjanjian di situ, di meeting itu dan disepakati oleh direksi SCI. Tiket, visa sampai hotel kita semua yang ngerjain, mereka nyanggupin,” kata Ibroohiem.
Dia menambahkan, kami tunggu pelunasan pembayaran dari SCI, namun tidak ada pembayaran. Sampai akhirnya koordinator jamaah mulai panik, mendatangi kantor Alfir menanyakan perihal kepastian keberangkatan bulan Februari. “Akhirnya kami kumpulin semua koordinator, kita ceritain detail masalahnya. Karena ada komitmen perjanjian antara koordinator dengan SCI, perjanjian nya itu, para koordinator berangkatin dulu jamaah nya, entar tinggal diganti, begitu perjanjiannya SCI di depan koordinator mereka, akhirnya para koordinator itu berkorbanlah, mereka ngeluarin biaya lagi untuk ngeberangkatin jamaah nya.”
Karena keberangkatan Februari 2017 biayanya ditanggung seluruhnya oleh Koordinator dan Jamaah, atas kebijaksanaan Pimpinan Alfir, harga paket Umrah dihitung ulang, harga dasar tanpa mengambil untung.
“Kita bantuin semuanya, jamaah Februari yang bisa berangkat itu totalnya itu 430 semuanya dan itu murni langsung dari kantong para jamaah dan kantong koordinator, tidak ada dari kantong SCI, yang murni dikeluarkan oleh kantong SCI itu hanya di Januari dan itupun gak full karena masih menyisakan utang ke Alfir itu waktu itu kurs di Rp12.800 itu sekitar Rp3,3M,” tegas Ibroohiem.
Kemana Uang Jamaah Dibawa Kabur?
Lanjut Halaman 3…
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang