Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Irvansyah (kiri) dan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) berdiskusi membahas strategi keamanan laut di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Kamis (5/12/2024). ANTARA/HO-Dokumentasi Bakamla RI.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya (Laksdya) TNI Irvansyah berdiskusi membahas strategi memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas maritim.

Kepala Bakamla RI menemui Menhan Sjafrie di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Kamis (5/12), dan keduanya, didampingi pejabat utama masing-masing lembaga berdiskusi membahas stabilitas keamanan maritim dan tantangan menjaga perairan-perairan rawan.

Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan)/Humas Setjen Kemenhan RI Kolonel Inf. Frega F. Wenas Inkiriwang saat dihubungi di Jakarta, Kamis, menjelaskan Menhan Sjafrie dalam pertemuan itu menyatakan stabilitas maritim merupakan salah satu pilar pertahanan negara.

“Untuk itu, Menhan Sjafrie menekankan posisi strategis Bakamla dalam menjaga keamanan perairan Indonesia, terlebih dengan meningkatnya ancaman di perairan Indonesia,” kata Kepala Biro Infohan/Humas Setjen Kemenhan RI.

Laksdya Irvansyah, dalam pertemuannya dengan Menhan Sjafrie, juga menyampaikan beberapa isu yang menjadi perhatian Bakamla, di antaranya kejahatan lintas batas seperti penyelundupan, perdagangan manusia, dan pelanggaran batas wilayah oleh kapal-kapal asing.

Irvansyah juga menekankan upaya Bakamla memanfaatkan teknologi-teknologi mutakhir dalam memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum di laut. menyampaikan Bakamla juga berupaya memaksimalkan kemampuan armadanya dalam menjaga keamanan laut Indonesia.

Dalam pertemuan yang sama, Kepala Bakamla dan Menhan Sjafrie juga membahas RUU Keamanan Laut, khususnya strategi memperkuat peran Bakamla dalam menjaga keamanan laut, khususnya di Laut Natuna Utara.

Bakamla saat ini diperkuat 10 kapal yang terbagi di tiga tiga wilayah operasi, yaitu di Zona Maritim Barat yang membawahi perairan sekitar Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan, kemudian Zona Maritim Tengah yang membawahi perairan sekitar Pulau Sulawesi dan Kepulauan Sunda Kecil, dan terakhir Zona Maritim Timur yang membawahi perairan sekitar Kepulauan Maluku dan Papua.

Di Zona Maritim Barat, tepatnya di Laut Natuna Utara, kapal-kapal Bakamla secara bergantian berpatroli sepanjang tahun. Setiap harinya, satu kapal patroli Bakamla berpatroli menjaga wilayah Laut Natuna Utara.

“Kapal Bakamla yang patroli (di Laut Natuna Utara) satu kapal. Satu kapal sudah pasti tidak ideal. Jumlah idealnya sedang dihitung dalam rangka menyusun rencana postur Bakamla RI 2025–2045,” kata Laksdya Irvansyah saat dihubungi di Jakarta, bulan lalu (18/11).

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan