Namun dalam pemesannan itu, Ryamizard tidak merinci jenis, tipe dan varian persenjataan yang dia maksud. Termasuk sistem avionika dan radar pada 11 unit Sukhoi Su-35 Flanker E itu.
Anggota Komisi 1 DPR Syaifullah Tamliha mengatakan, Menhan harusnya menjelaskan secara rinci ke publik perihal speknya. Apa benar 11 unit Sukhoi 35 itu sudah lengkap persenjataannya. Sehingga pesawat itu tidak mubajir nantinya.
“Persenjataan pesawat itu harus jelas. Apa benar sudah lengkap atau belum. Apalagi Rusia sudah memberikan diskon,” ujarnya saat diwawancari wartawan beberapa waktu lalu.
Kepada Menhan, ia pun memgingatkan agar mengawasi semua gerak gerik para staf khususnya. Terutama dalam proses pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista). Apalagi beredar kabar ada agenda ganda dipengadaan alutsista yang diduga dilakukan seorang stafsus.
“Ini yang harus diwaspadai. Jika tidak itu bisa merugikan menteri sendiri. Meskipun stafsus itu adalah orang kepercayaan, tetap perlu diwaspadai guna memastikan anggaran alutsista yang berasal dari uang rakyat itu tidak diselewengkan dan pengandaan berjalan baik ,” kata Tamliha.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara