Singapura, aktual.com – Para menteri pertahanan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang akan menggelar pembicaraan trilateral di Singapura pada Sabtu (3/6).

Ketiganya berusaha meningkatkan kerja sama melawan ancaman militer yang kian besar dari Korea Utara.

Pertemuan antara Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong-sup dengan Lloyd Austin dari Amerika Serikat dan Yasukazu Hamada dari Jepang itu akan berlangsung di sela-sela Dialog Shangri-La.

Pertemuan ini berlangsung ketika suasana semakin tegang akibat ulah Korea Utara yang meluncurkan roket antariksa yang gagal pada Rabu pekan ini.

Perundingan tersebut akan membahas cara merespons lebih baik ancaman Korea Utara, seperti dengan membangun sistem peringatan rudal Korea Utara dan memperluas latihan keamanan tiga arah.

Ketiga negara sudah bekerja menyempurnakan kesepakatan berbagi data yang telah dicapai Presiden Yoon Suk Yeol, Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan puncak trilateral di Kamboja November lalu.

Saat ini, langkah berbagi data peringatan rudal secara seketika itu sedang dilakukan militer Korea Selatan dengan Pasukan Amerika Serikat di negeri itu, selain antara Pasukan Bela Diri Jepang dengan Pasukan Amerika Serikat di Jepang.

Ketiga negara mengupayakan pembagian data berdasarkan perjanjian trilateral berbagi informasi yang ditandatangani pada 2014.

Kerja sama trilateral menjadi pilihan tepat bagi ketiga negara setelah provokasi Pyongyang awal tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua April silam.

Tahun lalu, rezim Korea Utara menembakkan rudal dalam jumlah yang luar biasa banyak.

Berikutnya pada hari yang sama, Lee akan menggelar perundingan terpisah dengan rekannya dengan Menteri Pertahanan China Li Shangfu untuk mendiskusikan cara melanjutkan dialog tingkat tinggi dan tingkat kerja yang terhenti akibat pandemi COVID-19.

Perundingan bilateral tersebut terjadi ketika Seoul berusaha semakin dekat dengan Washington guna menghadapi ancaman Korea Utara dan tantangan keamanan regional dan global lainnya yang muncul di tengah persaingan China-AS yang semakin sengit.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain