Jakarta, aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Syafrie Sjamsoeddin, mengingatkan adanya ancaman serius terhadap kedaulatan ekonomi yang tidak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dilakukan oleh pihak-pihak dari dalam negeri sendiri. Pesan tersebut ia sampaikan dalam kuliah umum di Baruga A.P. Pettarani, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Selasa, (9/12), di hadapan sekitar 2.500 mahasiswa dan dosen.
Di hadapan peserta, Syafrie menyinggung situasi ekonomi Indonesia yang menurutnya sedang menghadapi tekanan ganda. Ia menilai ada pihak luar yang memanfaatkan kelemahan Indonesia, namun di saat yang sama sebagian anak bangsa ikut terlibat merusak sistem ekonomi nasional.
“Bayangkan adik-adik mahasiswa begitulah kedaulatan ekonomi kita sekarang diancam orang tapi juga pakai bangsa sendiri. Inilah kalau kita mau di Devide At Empera itu,” ujarnya.
Ia meminta mahasiswa lebih berani bersikap terhadap praktik ilegal dan tindakan koruptif. Menurutnya, mahasiswa adalah calon pemimpin yang harus menjaga kegigihan dan idealisme.
“Ya, serang itu korupsi, serang itu ilegal. Kalian itu adalah negarawan. hanya belum saatnya duduk di kursi negarawan. Tapi semangatmu harus kau pelihara,” katanya.
Ia menambahkan bahwa dorongan moral dari generasi muda sangat dibutuhkan agar negara tidak terus terjebak dalam persoalan lama. Masalah yang diangkat Syafrie bukan persoalan ringan. Ia menyebut adanya aktor-aktor internal yang ia gambarkan sebagai musuh dalam selimut, yang selama bertahun-tahun menggerogoti ekonomi nasional.
“Ya, jadi kita menghadapi musuh dalam selimut yang tidak menginginkan negara kita bangkit ekonominya. Itu under invoicing selama 20 tahun. Ini sebagai informasi Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, kurang lebih 800 miliar US dolar kerugian negara,” kata dia.
Syafrie kemudian mengajak mahasiswa untuk menjaga integritas dan menanamkan kesadaran bahwa korupsi merupakan ancaman nyata bagi keberlangsungan negara. “Bersihkan hatimu, ikhlaskan dirimu bahwa korupsi ini membahayakan bangsa dan negara,” ujarnya.
Dia juga menyoroti kinerja birokrasi yang dinilainya tidak hanya lambat, tetapi justru mengarah pada kondisi yang membahayakan jika dibiarkan. Menurutnya, perbaikan sistem birokrasi tidak bisa lagi ditunda dan membutuhkan partisipasi semua pihak.
“Birokrasi kita itu bukan lambat-lambat asal kelakon, tapi lambat-lambat masuk jurang,” katanya.
Syafrie menekankan bahwa apa yang dihadapi mahasiswa hari ini adalah kesempatan untuk menjawab tantangan zaman. Ia berharap mahasiswa mampu mengambil peran penting dalam memperbaiki arah masa depan bangsa.
“Jadi tugas dari adik-adik mahasiswa bukan berarti diberi pekerjaan yang berat, tapi ini adalah tantangan untuk masa depan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Achmat
Rizky Zulkarnain

















