Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, tank medium yang dibuat oleh PT Pindad bekerja sama dengan FNSS, Turki cocok dengan geografis Indonesia.
Ryamizard mengatakan, kondisi Indonesia memang sangat tepat untuk tank sedang. Ia pun membandingkan dengan tank berat milik TNI, MBT Leopard, yang disebutnya tidak sesuai dengan wilayah berawa seperti di Sumatera dan Kalimantan.
“Memang paling pas tank ringan dengan sedang,” ujarnya di sela-sela pelaksanaan pameran industri pertahanan atau “Indo Defence Expo and Forum 2018”, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/11).
Kerja sama antara Indonesia dan Turki dalam pembuatan tank medium “Harimau” itu dengan cara alih teknologi atau transfer of technology (ToT).
Dalam kesempatan tersebut, Ryamizard pun berharap produk industri pertahanan Indonesia bisa diterima di dunia internasional.
“Pada event ini ada produk baru pertahanan nasional. Yaitu medium tank yang diproduksi PT Pindad. Medium tank ini dukungan penuh sebagai produk anak bangsa,” ucapnya.
Sementara itu, Manajer Pengembangan Kendaraan Khusus PT Pindad, Windhu Paramarta, mengatakan tank Harimau ini adalah program kerja sama pemerintah Indonesia dengan Turki melalui Kementerian Pertahanan kedua negara.
Dari kerja sama tersebut, katanya, kedua negara membahas tentang beberapa hal yang dapat dikembangkan bersama dalam dunia pertahanan, di antaranya kendaraan tempur, roket, dan alat komunikasi.
“Kebetulan Pindad memegang program pengembangan untuk medium tank, sementara dari Turki menunjuk FNSS,” kata Windhu.
Kementerian Pertahanan Turki menunjuk FNSS sebagai sebuah perusahaan yang berkompeten dalam menangani pembangunan tank tersebut.
Berangkat dari hal tersebut, Pindad dan FNSS yang belum pernah membangun tank kombatan mulai membangun tank tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis kebutuhan TNI dari Indonesia.
Pindad pernah membangun tank Anoa, sementara FNSS pernah membangun infanteri fighting falcon.
“Jadi mereka benar-benar membantu untuk sama-sama mengembangkan kendaraan tank ini,” ujar Windhu.
Pada tahun 2015, mulai berlangsung tahap desain, kemudian 2016 tahap engineering secara detail dengan memantapkan beberapa produksi, tahun 2017 sudah keluar tanknya, sehingga benar-benar 1,5 tahun dirancang dari nol bagaimana spesifikasinya bersama TNI dan dapat digunakan di HUT TNI Ke-72 di Cilegon, Banten pada 2017 lalu.
Pada Oktober 2018, tank sudah diuji coba dan mendapat sertifikat layak dari TNI Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan RI.
Masuk ke dalam tahap produksi, pertama Pindad melakukan uji coba terlebih dahulu dengan main blast test untuk membuktikan kemampuan tank tersebut sebanyak dua kali.
Tes dilakukan di Turki, untuk melihat kemampuan engineering-nya, apakah sudah sesuai dengan kemampuan pertahanan tank terhadap ancaman ranjau.
“Standar yang digunakan adalah standar 45-69 terkait standar pertahanan balistik dan ranjau,” ujarnya.
Selain itu, dilakukan serangkaian tes untuk melihat sejauh mana efek manusia yang mengawaki tank tersebut.
“Lalu, berangkat dari situ kita punya level proteksi sampai dengan level 5 dan standar yang dipakai saat ini baru sampai level 4, karena sesuai dengan budget pengembangannya,” tuturnya.
Untuk Turet, Pindad dibantu dari CMI dari Belgia dengan kaliber 105 mm dengan kemampuan efektif mencapai 2,5 kilometer, sedangkan untuk kemampuan penginderaan atau obeservasi, tank ini mampu mencapai 10 kilometer.
“Dalam jarak 8 kilometer penginderaan dapat memverifikasi target dengan menyaring kendaraan hasil penginderaan, apakah itu kendaraan tempur atau bukan,” jelasnya.
Dengan jarak 2,5 kilometer dengan hunter killer sang komandan dapat memasukkan target ke sebuah sistem untuk dilakukan penembakan. Semua itu dilakukan dengan secara otomatis, begitu pula dengan peluru yang ditembakkan disesuaikan dengan target sasaran.
Tank ini diisi oleh tiga orang, pengendara, penembak, dan pemberi komando. Pengendara tank akan nyaman di dalam tank sehingga mempermudah manufer. Pengisian peluru pun sudah dibuat otomatis.
Hal yang membedakan tank ini dengan tank-tank lainnya, tambah Windhu, adalah tank harimau ini benar-benar di rancang untuk tank kombatan, bukan dikembangkan dari platform tank sebelumnya.
“Artinya memang nantinya akan digunakan untuk pakem pertempuran yang akan digunakan oleh pengguna untuk melawan tank yang sejenis dengan mengikuti teknologi masa kini,” ucapnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan