Jadi prinsipnya orang yang membayar tidak tahu siapa yang ditraktir, dan yang menerima juga tidak tahu siapa yang telah membayar menu yang disantap, ujar dia yang sehari-hari berprofesi sebagai pengacara dan dosen.
Miko mengatakan program ini sudah dimulai sejak 27 Februari 2016 dan mendapat sambutan cukup baik dari warga kota.
Ia menyampaikan program ini berawal dari tulisan yang dibagikan lewat grup media sosial tentang keheranan salah seorang pengunjung cafe di Venesia. Saat ini setidaknya saat ini sudah ada delapan kedai yang menyediakan program kopi dinding.
Sementara pengelola Kedai Kopi Ongga, Sutoyo mengatakan sejak program kopi dinding tersebut diluncurkan pengunjung jadi lebih ramai dan omset meningkat.
“Ada penambahan pengunjung hingga 30 persen, banyak wajah baru yang datang, dari wisatawan asing hingga gubernur Sumbar juga ke sini,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid