Jakarta, Aktual.com – Menjalankan bisnis adalah sesuatu yang tidak mudah. Dibutuhkan lebih dari sekedar kerja keras untuk dapat meraih kesuksesan. Totalitas mutlak menjadi keharusan, terutama jika ingin meraih sesuatu yang lebih besar.

Terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan menjadi syarat berikutnya agar dapat berhasil. Apalagi persaingan yang begitu ketat, memaksa pebisnis agar mampu lebih unggul ketimbang kompetitor.

Shandy King paham betul akan hakikat berbisnis. Di antara ribuan pebisnis sulam alis yang ada, sosoknya mencuat lantaran sukses melakoni bisnisnya hingga sebesar sekarang.

Semua itu lantaran ketekunan dan keuletan yang ia miliki. Meski punya passion besar di dunia kecantikan, Shandy merasa butuh modal ilmu lebih dari cukup. 

Pendiri lini bisnis kecantikan sulam alis dan sekolah sulam Rainbrow ini tanpa ragu menimba ilmu ke beberapa negara, untuk mendapatkan pengetahuan seputar sulam alis. Hal ia lakukan sebelum melakoni bisnis pada  2015 silam.

Tak tanggung-tanggung, ia sampai harus terbang ke benua Eropa.

“Awalnya memang karena suka, kemudian belajar ke Singapura, Thailand, Belanda sampai Rusia,” tutur Shandy.

Sebagai informasi, sulam alis adalah prosedur kosmetik untuk mengisi alis dengan menanamkan pigmen berwarna. Pigmen tersebut mempunyai tekstur mirip rambut asli dan dipasang mengikuti jalur pertumbuhan rambut asli, alias feathering.

Setelah mengantongi ilmu, Shandy lantas mulai berjuang membesarkan bisnisnya. Ia memulai dengan cara yang sederhana. Yakni berkeliling mendatangi orang-orang yang ingin mendapatkan jasanya. 

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Rupanya, hasil karyanya mendapat apresiasi banyak orang.

“Banyak orang yang suka. Saya kemudian terpacu untuk lebih giat membesarkan bisnis ini. Dari semula hanya ada satu lokasi di Jakarta, kemudian berkembang dari satu kota ke kota lain,” ucapnya.

Kepakkan Sayap Bisnis

Seiring berjalannya waktu, bisnis yang dijalani Shandy terus berkembang. Kini sudah ada 28 gerai layanan sulam alis yang hadir di kota-kota besar seluruh Indonesia, termasuk rumah sulam pusat di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. 

“Ada di Jawa tentunya, kemudian Sumatera, Sulawesi dan Bali. Sejauh ini Kalimantan belum, mudah-mudahan segera ada,” ujarnya.

Puluhan ribu customer mempercayakan sulam alis padanya. Seiring dengan menjulangnya nama Rainbrow, sosok Shandy juga semakin dikenal orang. 

Kiprah Shandy juga terdengar sampai ke luar negeri. Ia pernah didapuk menjadi juri lomba kecantikan di beberapa negara tetangga.

“Periode 2017 hingga 2019 saya pernah jadi juri lomba hingga ke Malaysia dan Singapura,” katanya.

Persiapkan Seniman Sulam Lewat Akademi

Memiliki lini bisnis dengan cabang cukup banyak tentu menyenangkan. Namun, tugas besarnya adalah memastikan kualitas setiap cabang sama baiknya. 

Shandy membekali kurang lebih 60 orang pekerja seni sulam alis yang bekerja bersamanya di 28 cabang, dengan ilmu khusus. 

Ilmu tersebut ia berikan melalui pusat akademi yang memberikan pendidikan tentang bagaimana menyulam alis. Sebelum masuk bekerja, para pekerja seni sulam ini berada di akademi untuk mendapatkan teknik baru dan teknologi yang nanti akan diimplementasikan ke layanan. 

Setelah lulus, mereka akan mendapatkan sertifikat, dan baru bisa bekerja.

“Sehingga, semua tempat ini menerapkan sistem yang sama. Bukan freehand, tapi ada metode untuk memastikan kualitas terjaga, seperti menciptakan teknik gambar alis supaya balance,” terangnya.

Tak Bosan Inovasi dan Adaptasi Teknologi

Meski punya bekal ilmu cukup, Shandy tak berhenti untuk belajar. Ia mencoba untuk selalu mengikuti perkembangan teknik hingga teknologi sulam alis terbaru. Secara khusus, Shandy juga terus mengikuti kemajuan teknologi yang begitu pesat, untuk membantu menjalankan bisnisnya. 

Yang terbaru, ia mendapatkan mesin sulam alis yang mengadaptasi teknologi mesin rajah. Mesin tersebut memiliki kecepatan yang baik, mampu menjadikan sulam lebih presisi, hemat waktu, tidak meninggalkan rasa sakit, dan hasil lebih tahan lama.

“Setiap ada teknik baru, atau teknologi baru, akan segera kami pelajari dan dapatkan, kemudian kami implementasikan dalam layanan agar memberikan yang terbaik untuk customer,” tutup Shandy.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Advertorial