Jakarta, Aktual.com — Umumnya para petinggi negeri merayakan hari pertama Idul Fitri di wilayah tempatnya bekerja, dengan menggelar open house atau kesempatan bagi kerabat dan masyarakat untuk bersilahturahim di rumah dinasnya. Namun ada yang berbeda di tahun ini bagi Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi membuat tradisi baru dengan merayakan hari pertama Idul Fitri, Jumat (17/7) di wilayah barat Indonesia, yakni Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. “Kenapa saya ingin lebaran di Aceh, ingin Shalat Id di Aceh? Karena kalau saya di Jakarta terus, terus di Jakarta, padahal wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Papua, sehingga saya memang ingin mengawali dari Aceh dari Barat,” kata Presiden.
Jokowi mangatakan, ingin semua masyarakat merasakan mendapatkan perhatian yang sama. Biasanya, Presiden menetap di Ibu Kota selama perayaan hari pertama Idul Fitri. Dia berjanji tradisi merayakan Idul Fitri di luar Ibu Kota akan terus dilakukan selama lima tahun kepemimpinannya.
“Insya Allah tahun depan pindah lagi ke Sumbar, tahun depan mungkin pindah lagi ke NTB, tahun depan lagi ke Maluku supaya semuanya kita ini merasa Indonesia dan Jokowi itu Presidennya. Indonesia bukan hanya milik Jakarta saja,” ujarnya.
Presiden telah berada di Aceh sejak Rabu (15/7) malam, dan sempat melakukan takbiran bersama masyarakat Aceh keesokan harinya. Pada Jumat, Presiden dan Ibu Negara Iriana menunaikan shalat Idul Fitri 1436 Hijriah di Masjid Baiturrahman Banda Aceh.
“Alhamdulillah kita bisa bertemu dengan masyarakat di Provinsi Aceh dan saya melihat ini kan tradisi baru masyarakat di daerah dan saya sendiri senang bisa bersilaturahmi dan bermaaaf-maafan,” kata Presiden.
Presiden mengatakan dengan berkunjung ke daerah maka dia dapat bertemu dan dekat dengan masyarakat sekaligus melihat langsung bagaimana masyarakat menyambut Lebaran. Dia juga menyatakan kegembiraannya dapat bersama-sama dengan masyarakat merayakan Lebaran di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
“Saya sangat berbahagia sekali di hari kemenangan ini di hari yang fitri ini saya dapat berlebaran dengan masyarakat Aceh, saya berlebaran di sini. Ini pertama kali, biasanya Presiden itu kalau pas Hari Raya Idul Fitri pasti di Jakarta,” kata Presiden yang juga didampingi Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan.
Presiden Jokowi memilih Aceh sebagai tempat memulai tradisi baru perayaan Lebaran lantaran dia pada dekade 1980-an pernah bekerja dan tinggal di Aceh. “Saya dulu tahun 1985-1987 ke sini, pernah di Aceh lama, di Aceh Tengah di Takengon tapi sekarang sudah ganti, bukan Takengon, tapi sekarang ganti di Beneur Meriah terus di Lhokseumawe juga. Jadi saya dulu kalau ke Aceh hampir tiap hari ke Banda Aceh, tapi dulu. Dan kita semua tahu, Banda Aceh ini merupakan kota bersejarah, pusat peradaban Islam di Indonesia,” kata Presiden.
Jokowi menilai masyarakat Aceh harus mengingat bahwa Banda Aceh merupakan pusat peradaban Islam di Indonesia. Selain itu Aceh juga disebut sebagai wilayah yang berkontribusi membuat Republik Indonesia tetap tegak berdiri. “Tinggal kita berharap Aceh menjadi pintu gerbang perdamaian, pintu gerbang tersemainya nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai perdamaian,” ujar dia.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana beserta rombongan berada di Aceh sejak Rabu (15/7) malam dan berada di Provinsi tersebut hingga Jumat (17/7) sebelum akhirnya bertolak menuju Solo.
Sementara gaya Jokowi berbeda dengan, Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla yang memutuskan tetap menggelar acara open house baik bagi para pejabat pemerintah maupun masyarakat umum di hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah. JK lebih memilih di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Acara open house itu dilakukan setelah Wapres Jusuf Kalla menunaikan ibadah Shalat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat pagi. Tampak sejumlah pejabat dan politisi hadir di Istana Wapres untuk bersilahturahim seperti Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, politikus PDI Perjuangan Pramonono Anung, dan Jaya Suprana.
Tidak hanya kalangan VIP, open house di Istana Wapres juga dimanfaatkan masyarakat untuk bersilahturahim dengan Jusuf Kalla. Yang cukup menyita perhatian adalah ratusan kalangan difabel yang hadir seusai Shalat Jumat, dan disambut oleh Wapres Jusuf Kalla dan Hj Mufidah Kalla bersama keluarga mereka di Gedung 2 Komplek Istana Wakil Presiden.
Salah satu penyandang disabilitas Hijrah Yanti, mengatakan momen bersalaman langsung dengan Wapres merupakan yang pertama kalinya dia alami. “Ini untuk pertama kali saya ikut ‘open house’ di rumah Wapres, senang rasanya,” kata Yanti.
Yanti tidak memiliki waktu cukup untuk menyampaikan harapannya secara langsung kepada Wapres. Namun dia berharap Pemerintah dapat lebih memperhatikan kaum difabel melalui pertambahan fasilitas umum.
Sementara Manto, seorang penyandang tuna netra, mengaku Lebaran bersama wapres mengobati kekecewaannya yang tidak bisa berlebaran dengan Presiden RI Joko Widodo. Biasanya Manto selalu berlebaran dengan Presiden di tahun-tahun sebelumnya. “Saya sudah empat kali ikut acara begini dengan (presiden) SBY,” katanya.
Setelah menggelar open house Jusuf Kalla lantas bersilahturahim ke kediaman Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. Selanjutnya Wapres dijadwalkan merayakan hari kedua Idul Fitri 1436 Hijriah di kampung halamannya, Makassar, Sabtu.
Meski tak berperan di pemerintahan, sosok Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri tampaknya tetap menjadi magnet bagi sejumlah petinggi negeri. Sebab tidak hanya wapres, sejumlah tokoh partai politik dan pemerintahan beramai-ramai tetap mengunjungi kediaman pribadi Ketua Umum PDI Perjuangan itu di Jalan Teuku Umar Nomor 27A Jakarta Pusat, untuk bersilahturahim pada hari pertama Idul Fitri, Jumat.
Tokoh-tokoh itu, antara lain Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol Agung Laksono, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Achmad Basarah, Kepala Kepolisian RI Jendral Polisi Badrodin Haiti, dan Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Sutiyoso.
Hadir pula sejumlah menteri Kabinet Kerja, seperti Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Selain tokoh politik dan pemerintahan, sejumlah mantan pejabat pemerintahan dan pengusaha turut menyambangi kediaman Presiden Ke-5 RI itu sejak pagi hari, yaitu Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Moeldoko, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Direktur Utama CT Corp. Chairul Tanjung, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kwik Kian Gie, dan Direktur Utama Lion Air Group.
Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Achmad Basarah mengatakan kehadiran sejumlah tokoh politik, pemerintahan, pengusaha, serta perwakilan sejumlah kedutaan besar di Indonesia ke rumah Megawati untuk bersilaturahim saat Idul Fitri, memang telah berlangsung sejak putri Presiden Pertama RI itu memimpin Indonesia.
“Kewibawaan Ibu Megawati lebih bersifat pribadi karena beliau sebagai ibu bangsa yang saat ini dimiliki bangsa Indonesia. Kehadiran sejumlah tokoh hari ini bukan dilatarbelakangi kekuatan politik Ibu Megawati, tapi kekuatan kultural beliau,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu