Jakarta, Aktual.com — Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek mengatakan setiap tahun penderita katarak di Indonesia mencapai 210 ribu jiwa, untuk mengentaskan angka kebutaan akibat katarak pemerintah masih bergantung pada bantuan mitra dalam kegiatan bakti sosial.

“Angka katarak di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara. Sejauh ini, pemerintah belum memprioritaskan pengentasan katarak. Karena itu kita masih membutuhkan dukungan swasta dan mitra dalam kegiatan bakti sosial,” kata Menteri, dalam peresmian Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebutaan di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/6).

Menteri mengatakan, penyebab utama kebutaan adalah katarak. Setiap tahunnya, jumlah operasi katarak yang dijalankan mencapai 80 ribu jiwa. Sedangkan jumlah tenaga medis ahli mata (aphthalmologist) di Indonesia baru mencapai 2.325 dokter.

Oleh karena itu, Menteri mengapresiasi perusahaan yang peduli dan menjadi mitra pemerintah dalam penyembuhan penyakit katarak dalam bentuk bakti sosial.

Selain, itu, peran persatuan dokter spesialis mata Indonesia (PERDAMI), Indonesia Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS) yang terus melakukan pelatihan kepada dokter-dokter ahli mata.

“Perkembangan teknologi operasi katarak menjadi tantangan saat ini. Dengan adanya pelatihan kepada ahli mata, diharapkan tenaga ahli bedah mata yang kita miliki terus berkembang,” ucapnya, berharap.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby