Menteri Keuangan Sri Mulyani ragu bisa turunkan kemiskinan. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyindir masih adanya perusahaan yang kesusahan mencari SDM dengan keahlian tinggi, padahal anggaran pendidikan yang disiapkan dalam setiap APBN sangat besar, mencapai 20 persen.

“Tapi saat ini, kalau kita tanya para korporasi apa salah satu kendala untuk investment, katanya, ‘saya enggak dapat orang yang skill-nya memenuhi’. Sementara kita belanja 20% of our budget for education. Itu yang salah siapa? Bukan penjajah Belanda atau Jepang,” sindir Menkeu di Jakarta, Jumat (3/3).

Menurut dia, dengan anggaran besar di pendidikan mestinya berdampak langsung terhadap kualitas SDM, terutama yang bekerja di korporasi.

“Makanya, kalau begitu, yang salah adalah kita. Karena, it’s about us. Bagaimana kita mengelolanya, bagaimana kita memerintah negeri kita sendiri,” jelas dia.

Karena, kata dia, anggaran pendidikan yang 20% dari seluruh belanja negara itu memang diatur di konstitusi.

Salah satu yang menggunakan anggaran pendidikan yang tinggi itu adalah Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, dan Pemda. Dan sekolahnya dari mulai SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, termasuk pendidikan agama Madrasah, Tsanawiyah, dan Aliyah.

“Itu di Kemenag. Makanya, Kemenag harus manage uang puluhan triliun untuk mengedukasi our younger generation. Dan ini tantangan yang sangat manajerial. Perlu governance atau tata kelola dan integrated. Karena masalah kita bukan hanya mengejar penerimaan, tapi juga bagaimana untuk membelanjakannya,” jelas Menkeu.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan