Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan investor eropa masih memiliki ketertarikan terhadap penerbitan obligasi berdenominasi Euro (Euro Bonds) yang dilakukan pemerintah Indonesia, meskipun perekonomian Eropa sedang mengalami kelesuan.

“Pasar eropa tidak secerah tahun lalu, meskipun Yunani sudah ‘settle’. Masih banyak tanda tanya, tapi justru kita masuk memanfaatkan momentum waktu yang sempit (untuk menerbitkan Euro Bonds),” katanya di Jakarta, Jumat (24/7).

Pemerintah melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Euro seri RIEURO725 senilai 1,25 miliar euro dengan tenor selama 10 tahun, pada Kamis (23/7).

Total penawaran yang masuk (total order book) untuk obligasi berdenominasi Euro ini adalah mencapai 2,4 miliar euro, sehingga terdapat kelebihan permintaan atau oversubscription sebesar 1,9 kali.

Penawaran yang masuk ini terlihat menurun dibandingkan ketika pemerintah menerbitkan Euro Bonds senilai 1 miliar euro pada tahun 2014, yang waktu itu mengalami oversubcription hingga 6,7 kali karena tingginya permintaan dari para investor eropa.

Meskipun jumlah penawaran atas penjualan Euro Bonds menurun dibandingkan tahun lalu, namun Menkeu masih menyambut baik minat investor pasar eropa tersebut, karena kondisi ekonomi saat ini tidak sebaik tahun 2014.

“Ini masih ‘oversubscribe’ dan harganya bagus. Menurut saya sudah bagus sekali, dan ini menjadi ‘issuer’ pertama di luar Eropa,” kata Menkeu.

Obligasi berdenominasi Euro seri RIEURO725 yang baru diterbitkan pemerintah Kamis (23/7) memiliki tingkat kupon sebesar 3,375 persen, dengan imbal hasil 3,555 persen serta tanggal jatuh tempo 30 Juli 2025.

Pendistribusian obligasi ini 43 persen dijatah untuk investor di kawasan eropa yaitu 17 persen untuk investor Inggris Raya, 9 persen untuk investor Jerman dan Austria, 8 persen untuk investor Skandinavia dan Swiss serta 9 persen untuk investor eropa lainnya.

Sisanya, obligasi ini didistribusikan untuk para investor diluar kawasan eropa yaitu sebanyak 57 persen, antara lain 37 persen untuk investor Amerika Serikat, 13 persen untuk investor Asia di luar Indonesia dan 7 persen untuk investor Indonesia.

Berdasarkan jenis investor, pengalokasian penawaran yang diterima kepada asset managers/fund managers adalah sebesar 66 persen, bank/private banks 16 persen, asuransi/dana pensiun 9 persen dan bank sentral/sovereign funds 9 persen.

Artikel ini ditulis oleh: