Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak ada kaitannya dengan defisit yang dialami dalam APBN Indonesia.
Hal itu menanggapi defisit APBN yang mencapai Rp185 triliun akibat lemahnya nilai tukar rupiah.
“Tidak ada (hubungannya), ini (lemahnya nilai tukar rupiah) murni karena dolar menguat pada semua (jenis mata uang) mengingat ekspektasi terhadap kenaikan tingkat bunga yang mungkin tahun ini di AS,” kata Bambang menjawab pertanyaan Aktual.co, usai rapat kerja (Raker), di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (8/6) malam.
Bambang lebih lanjut mencontohkan, setidaknya ada beberapa mata uang yang mengalami pelemahan lantara kenaikan tingkat bunga di negeri Paman Sam tersebut.
“Contohnya, Malaysia ringgit, kalau kita depresiasinya dibandingkan kemarin 0,82, sedangkan Malaysia ringgit 1,1, won Korea 1,07,Filipine 0,7, jadi ini berlaku semua,” beber dia.
“Jadi tidak ada hubungannya dengan APBN, karena APBN sudah kita tegaskan defisit tidak masalah, kalau pun melebar kita masih bisa toleransi 2,2-2,3 persen,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang