Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kanan) dan CEO Freeport McMoran Richard Adkerson saat konferensi pers usai melakukan penandatangan Head of Agreement (HoA) dalam rangka pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia Perjanjian awal berupa Head of Agreement (HoA) di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (12/7). Pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) merogoh kocek US$3,85 miliar atau setara Rp55 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS) untuk menggenggam 51 persen saham PT Freeport Indonesia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertemuan G20 yang berlangsung di Argentina belum mencapai kata sepakat untuk menyelesaikan konflik perdagangan yang saat ini terjadi di antara negara-negara maju.

“Kita harus waspada, karena suasana ketidakpastian masih akan terus berlangsung. Kita tidak melihat kemarin adanya suatu kesepakatan untuk mengurangi ketidakpastian itu,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (25/7).

Dalam menghadapi kondisi tersebut, tambah Sri Mulyani, hal yang bisa dilakukan oleh Indonesia adalah memperkuat koordinasi untuk menjaga kinerga neraca pembayaran agar tidak goyah oleh tekanan eksternal tersebut.

“Poinnya adalah bagaimana tetap menjaga ‘external balance’ atau keseimbangan eskternal kita, agar dia tidak menjadi sumber yang bisa memunculkan ketidakpastian,” ujarnya.

Untuk itu, menurut dia, memperbaiki iklim berusaha dan mendorong daya saing menjadi penting agar kinerja ekspor nasional makin meningkat. Selain itu, upaya untuk mengurangi impor juga krusial, terutama impor yang tidak memberikan nilai tambah bagi sektor produksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid