Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menghadiri acara pembukaan sesi "Pathways to Prosperity" dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10). Agenda tersebut membahas tentang perkembangan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi. ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG/Nicklas Hanoatubun/wsj/2018

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa potensi demografi penduduk Indonesia yang didominasi dengan generasi “tech-savvy” menjadi akses perekonomian besar.

“Untuk mendukung digital ekonomi, saat ini pemerintah tengah membangun satelit dalam rangka meng-cover konektivitas di seluruh Indonesia,” ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Senin (3/12).

“Tren bisnis mulai berubah. Banyak perusahaan konvensional itu pindah atau mengembangkan aspek digital. Sehingga, kami terus berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan, seperti ritel biasa atau market place digital untuk mendapatkan masukan mengenai bisnis model mereka dan apa yang perlu di-adjust dari perpajakan,” jelasnya.

Dari sisi pajak, lanjutnya, kelompok bisnis usaha konvensional menganggap para pelaku usaha digital tidak dikenai pajak.

“Padahal, tidak. Mereka tetap membayar pajak. Para pendiri platform pun juga memiliki pesaing di antara mereka. Kalau pelaku usaha platform ini ditekan, mereka akan pindah ke Facebook atau Instagram,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid