Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan (menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan laju inflasi pada akhir tahun diproyeksikan mencapai kisaran 4,2 persen atau lebih rendah dari asumsi yang tercantum dalam APBNP 2015 sebesar 5,0 persen.

“Inflasi sangat aman, sekitar 4-4,5 persen paling tinggi,” katanya di Jakarta, Rabu (1/7).

Menkeu mengatakan perkiraan inflasi rendah tersebut merupakan andil keberhasilan pengendalian harga komoditas pangan sejak awal tahun, yang dilakukan pemerintah serta para pemangku kepentingan lainnya.

Hal tersebut, lanjut dia, terlihat dari tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juni 2015 yang baru mencapai angka 0,96 persen, meskipun inflasi secara tahunan (year on year) masih tercatat sebesar 7,26 persen.

“Inflasi terkendali dalam enam bulan pertama, karena belum mencapai satu persen. Ini inflasi kedua terendah dalam lima tahun terakhir. Kalau secara tahunan, November nanti ‘year on year’ baru turun drastis, karena tahun lalu harga BBM naik pada November,” katanya.

Menkeu memperkirakan laju inflasi secara nasional hingga akhir tahun, masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan makanan (volatile food) serta penyesuaian tarif listrik, tarif jalan tol maupun tarif BBM (administered price).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Juni 2015 sebesar 0,54 persen yang sebagian besar disumbangkan oleh naiknya komoditas bahan makanan. Dari 82 kota IHK, tercatat 76 kota mengalami inflasi dan enam kota mengalami deflasi.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran antara lain kelompok bahan makanan 1,6 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,55 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2015 adalah cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, bensin, beras, ikan segar, apel, gula pasir, tarif listrik, ayam hidup, daging sapi, ketimun, jeruk, dan minyak goreng.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka