Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan jika asumsi batas nilai tukar rupiah di RAPBN 2016 sebesar Rp13.400 per dolar Amerika Serikat, dapat saja berubah. Terlebih, melorotnya kurs rupiah di angka Rp14.049.
Menurut dia, pertimbangan itu berdasarkan penyesuaian dengan target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen di tahun depan.
“Dunia ini kan saat ini sangat dinamik, susah untuk memprediksi. Jadi kita harus melihat pada kesempatan yang terakhir, kira-kira nilai tukar berapa, pertumbuhan berapa yang kira-kira paling cocok untuk menggambarkan ekonomi 2016,” kata Bambang usai bertemu pimpinan DPR, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8) malam.
Masih dikatakan Bambang, pemerintah akan mempertimbangkan kembali asumsi nilai tukar rupiah yang tepat untuk dituangkan dalam APBN 2016. Hal itu juga telah disepakati bersama pimpinan DPR.
Melihat dari kondisi di lapangan selama ini, terutama setelah devaluasi mata uang Yuan oleh Tiongkok.
“Tentunya kita harus keluar dengan asumsi yang lebih realistis, kira-kira begitu yang kita sepakati,” papar dia.
Kendati demikian, Bambang belum dapat memprediksi angka yang tepat bagi asumsi nilai tukar rupiah di RAPBN 2016. Alasannya, karena masih harus dibahas oleh parlemen.
“Nanti angka persisnya dengan pembahasan dengan Komisi XI maupun Banggar,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang