“Dalam menghadapi risiko tersebut, arah kebijakan pemerintah saat ini akan lebih difokuskan pada strategi menjaga stabilitas dan penguatan fundamental ekonomi domestik,” katanya.
Dia mengatakan pemerintah terus memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk tetap meningkatkan kewaspadaan serta siap mengambil kebijakan yang diperlukan dalam rangka menjaga stabilitas.
Dalam jangka pendek, fokus koordinasi kebijakan diprioritaskan pada menjaga dan memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan dengan menjaga nilai tukar rupiah, inflasi yang rendah, defisit fiskal yang sehat dan defisit transaksi berjalan yang aman.
Sri Mulyani memastikan pemerintah akan memperkuat posisi ketahanan fiskal guna menjaga APBN tetap kredibel dan memperkuat kesehatan APBN untuk menciptakan ruang fiskal yang memadai bagi stabilisasi dan menjamin kesinambungan fiskal.
“Selain itu, juga mengupayakan perbaikan posisi keseimbangan primer menuju positif dalam jangka menengah,” tambah dia.
Dia mengingatkan pilihan kebijakan ini membawa risiko pada tidak tercapainya pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
“Namun langkah ini akan memperkuat pondasi ekonomi guna menjamin keberlangsungan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi beberapa tahun ke depan dan dalam jangka menengah,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Ant
(Wisnu)