Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pandangannya saat rapat paripurna DPR di gedung, Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9/2018). Menkeu menegaskan krisis di sejumlah negara berkembang berpengaruh terhadap perekonomian negara sekawasan lainnya, termasuk Indonesia. Hal ini diungkapkan untuk menanggapi sejumlah anggota dewan yang menilai pemerintah tidak jujur karena menyalahkan krisis di negara lain dalam menyikapi gejolak perekonomian dalam negeri. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya untuk menjaga fundamental ekonomi akan terus dilakukan untuk memberikan sentimen positif kepada pelaku usaha dan kestabilan nilai tukar rupiah.

Sri Mulyani mengatakan upaya menjaga fundamental ini untuk membedakan Indonesia dengan negara-negara berkembang lainnya yang mempunyai kebijakan ekonomi tidak konsisten dengan fundamental ekonomi.

“Kami berharap, dengan kehati-hatian ini, Indonesia akan dibedakan dari ‘emerging countries’ lain yang fundamental ekonominya lebih rapuh dan kebijakan ekonominya tidak mencerminkan pondasi mereka,” katanya, Selasa (4/9).

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, upaya untuk mengelola fundamental dengan menjaga kinerja defisit fiskal juga dilakukan untuk memberikan kepastian kepada pengelola dana terhadap prospek ekonomi Indonesia di masa depan.

Saat ini, salah satu penyebab terjadinya depresiasi rupiah terhadap dolar AS adalah karena adanya pembalikan modal ke negara maju sebagai dampak dari normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve (Bank Sentral AS).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid