Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui pertumbuhan ekonomi 2016 yang mencapai 5,02 persen amat disayangkan tak ditopang oleh laju investasi yang kencang.
“Iya dari sisi investasi mungkin masih rendah ya di bawah 5%, ini salah satu PR kita untuk diperbaiki 2017 yang penuh tantangan,” tandas Menkeu, dalam Investor Gathering 2017 Indonesia Eximbank, di Jakarta, Selasa (7/2).
Menurutnya, berdasar statistik pertumbuhan ekonomi 2016 yakni 5,02 persen, ternyata pertumbuhan di kuartal IV capai 4,94 persen. “Pertumbuhan itu dilihat dari sisi permintaan atau konsumsi ternyata masih sangat robust (sehat atau tegak), bahkan di atas rata-rata dalam pertumbuhan selama 10 tahun terakhir, atau slightly di atas 5%,” papar dia.
Dia menegaskan, laju investasi ini dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya dari kredit perbankan. Bahkan dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, laju kredit di tahun ini harus membaik agar aluran investasi juga bisa lebih deras.
“Itu (pertumbuhan kredit) jadi sumber investasi. Tapi memang dari sisi fundamentalnya (ekonomi) harus terus terjaga. Ini tugas kami,” jelas Menkeu.
Menkeu juga meminta peran BUMN agar terus menggenjot investasi. Apalagi perusahaan pelat merah ini sudah banyak mendapat kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN) dan harus menunjukkam hasil positif.
“Pemerintah juga berharap dari PMA (Penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) harus jadi kontributor yang tetap robust. Selama ini sudah cukup baik meskipun dalam situasi ekonomi yang sebetulnya secara eksternal kurang baik,” tegas dia.
Kondisi ancaman eksternal itu berupa rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed Fund Rate (FFR). “Itu ancaman serius dari FFR. Sehingga diharapkan investor bisa tetap robust,” ucap Menkeu.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan