Ia menjelaskan penerimaan pajak maupun PNBP yang terdampak perlemahan rupiah maupun kenaikan harga minyak dunia pada semester I-2018 ini bisa memberikan kompensasi dari membengkaknya belanja subsidi, bunga utang maupun dana bagi hasil.
Untuk itu, Sri Mulyani memastikan realisasi APBN hingga akhir tahun masih terjaga dan tidak perlu pengajuan pembahasan RAPBN-Perubahan, karena postur fiskal 2018 masih terkelola dengan baik.
“Kita akan tetap menjaga dari sisi kinerja ekonomi dan faktor-faktor yang menopangnya sehingga Indonesia, dibandingkan negara-negara emerging yang lain, kita memiliki positif yang sentimen tetap bisa terjaga,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah dalam proyeksi akhir tahun memperkirakan rata-rata pergerakan kurs berada pada kisaran Rp13.973 per dolar AS dan harga ICP minyak sebesar 70 dolar AS per barel.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid