Menkeu Sri Mulyanai saat rilis stabilitas keuangan Indonesia di Jakarta, Jumat (3/2). Pembahasan tersebut diikuti oleh Kemenkeu, OJK, Bank Indonesia, dan LPS ini memandang stabilitas keuangan nasional dari berbagai aspek. AKTUAL/Tino Oktaviano
Menkeu Sri Mulyanai saat rilis stabilitas keuangan Indonesia di Jakarta, Jumat (3/2). Pembahasan tersebut diikuti oleh Kemenkeu, OJK, Bank Indonesia, dan LPS ini memandang stabilitas keuangan nasional dari berbagai aspek. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan setiap negara, baik kaya maupun miskin, membutuhkan penerimaan pajak untuk mendorong pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Tidak ada negara kaya dan miskin yang bilang tidak membutuhkan pajak,” katanya saat menyampaikan kuliah umum kepada pelajar dan mahasiswa dalam rangka kegiatan Pajak Bertutur di Jakarta, ditulis Sabtu (12/8).

Sri Mulyani menjelaskan negara-negara kaya dengan tingkat kesejahteraan tinggi, seperti di Eropa utara, menarik pajak dengan tarif tinggi kepada masyarakatnya.

Namun, para warga dapat menikmati layanan yang diberikan oleh negara dari hasil pungutan pajak tersebut, seperti pendidikan maupun kesehatan secara gratis.

Sri Mulyani ikut bercerita mengenai salah satu koleganya, yang berasal dari negara Eropa utara dan bekerja di Bank Dunia, yang harus membayar pajak penghasilan dengan sangat tinggi sesuai peraturan.

“Dia mengatakan ‘Sri Mulyani, it’s painful’, karena hampir 70 persen dari dia terima gaji 100 juta, yang 70 juta masuk pajak. Tapi dia juga bahagia, karena dari lahir sampai mati diurus oleh negara,” katanya.

Untuk itu, sebagai masyarakat dari negara yang telah merdeka selama 72 tahun, generasi muda Indonesia sudah saatnya mendapatkan pendidikan sejak dini mengenai kewajiban terhadap pajak.

“Merdeka itu bukan berarti bisa berbuat apa saja dan tidak ada konsekuensinya. Itu bukan merdeka, itu anarki. Merdeka itu membangun negara ini sesuai cita-cita pendiri negara. Untuk mencapai tujuan itu kita membutuhkan sumber daya,” ujarnya.

Sri Mulyani juga mengharapkan kepada para pelajar maupun mahasiswa agar selalu kritis dalam menagih hak, agar pemanfaatan pajak tersebut efektif untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

“Kalau sudah membayar pajak, maka awasi, jaga dan pahami APBN itu, ‘thats your money’, bukan uang menkeu atau banggar (DPR). Itu uang rakyat, pahami, supaya kita bisa menciptakan masyarakat adil dan makmur,” ujarnya.

Sri Mulyani menegaskan akan lebih baik untuk bersama-sama bergotong royong membangun Indonesia dengan membayar pajak, karena Indonesia bukan milik segelintir orang dan ekonomi dibangun berdasarkan atas asas kekeluargaan.

“Saya ingin mengatakan republik ini ‘is your country’. Anda pemegang sahamnya. Kalau anda tidak peduli dengan republik ini, jangan pernah mengharapkan orang lain akan peduli dengan negara anda. Membangun jiwa dan raga tidak gratis, maka bayarlah pajak untuk membuat Indonesia Raya,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: