Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan, Bambang Brojonegoro mengatakan bahwa akan ada potensi depresiasi lebih besar dalam asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada APBN-P 2015 dan di tahun 2016.
Hal itu disampaikan Bambang dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago serta Kepala BPS Suryamin.
“Tren rata-rata nilai tukar Januari-Mei 2015 (kumulatif) menunjukan tren meningkat. Nilai tukar rupiah rata-rata mengalami depresiasi sebesar Rp12.897 per dolar AS,” kata Bambang dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (8/6).
“Masih terdapat risiko dampak kenaikan suku bunga The Fad di akhir 2015 terhadap arus modal,” tambah dia.
Sementara itu, sambung Bambang, pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap AS tahun 2016 diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp12.800- Rp13.200 per dolar AS. Akibat, salah satunya, potensi dari dampak kebijakan suku bunga AS.
“Membaiknya ekonomi AS dan Jepang namun masih terdapat risiko gejolak likuiditas. Selain itu, potensi risiko berlanjutnya pelemahan Tiongkok dan belum pulihnya perekonomian Eropa,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang