Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai penurunan angka kemiskinan sebesar 0,27 persen dari total penduduk Indonesia, karena harga komoditas pangan yang stabil.
“Harga pangan itu komposisinya besar dalam konsumsi masyarakat miskin,” kata Darmin di Jakarta, Senin (18/7).
Menurutnya, penurunan angka kemiskinan itu juga mencerminkan mulai meratanya stabilitas pada berbagai harga komoditi, terutama untuk komoditi yang banyak dikonsumsi masyarakat miskin.
Dengan stabilitas harga tersebut, membuat konsumsi masyarakat bertambah sehingga dapat keluar dari garis kemiskinan. Garis kemiskinan yang digunakan BPS juga naik 2,78 persen menjadi Rp354.386 per kapita dari Rp344.809 per kapita pada September 2015 “Penurunan angka kemiskinan ini juga tidak bisa langsung dikorelasikan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016. Penurunan ini, menghitung berapa penduduk yang di bawah garis kemiskinan, sementara pertumbuhan ekonomi menghitung penambahan kegiatan ekonomi dan jasa,” jelasnya.
Pada Senin ini, Badan Pusat Statistik melaporkan jumlah penduduk miskin Indonesia turun 0,26 persen menjadi 28,01 juta orang atau 10,86 persen pada Maret 2016, menjadi 28,51 juta orang atau 11,13 persen pada September 2015.
Menurut data yang disajikan BPS, rata-rata penurunan harga kebutuhan pokok memang menjadi penurunan jumlah penduduk miskin. Misalnya harga daging ayam ras turun sebesar 4,08 persen dari Rp37.742 menjadi Rp36.203.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka juga menurun di mana pada Agustus 2015 sebesar 6,18 persen menjadi 5,5 persen pada Februari 2016. Penurunan tingkat pengangguran terbuka tersebut berperan meningkatkan pendapatan bagi sebagian masyarakat, kata Kepala BPS Suryamin.
Suryamin juga menilai faktor lainnya yang memengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin adalah nilai rata-rata upah buruh petani per hari Maret 2016 dibanding September 2015, yang naik 1,75 persen dari Rp46.793 menjadi Rp47.559.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka