Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com —  Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari ini menguat. Bahkan, penguatan rupiah paling tajam di antara negara Asia lainnya.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan penguatan mata uang Garuda tersebut tidak hanya karena paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Namun, adanya faktor eksternal lainnya seperti data ekonomi AS yang belum membaik dan penundaan kenaikkan suku bunga the Fed juga sebabkan dolar AS melemah.

“Dari AS sendiri karena mereka tidak menaikkan tingkat bunganya. Itu membuat pasar juga yakin, tidak bagus-bagus amat ekonomi AS,” ujar Darmin di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Rabu (7/10).

Seperti diketahui, berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai 13.849, menguat 2,75 persen atau 392 poin dibandingkan sebelumnya.

Penguatan rupiah juga diiringi oleh penurunan yield dan penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang diakibatjan oleh faktor internal.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka