London, Aktual.com —Menko Kemaritim Rizal Ramli memanfaatkan momentum pameran kemaritiman “The Posidonia International Shipping Exhibition 2016,” untuk mengembangkan kerja sama antara Indonesia dengan Yunani.
Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Athena mengatakan pameran maritim terbesar di dunia tersebut diikuti 1.800 perusahaan dari 89 negara dan 20.000 pengunjung.
Posidonia 2016 dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras dihadiri Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO) Kitack Lim, para Menteri Kemaritiman antara lain dari Indonesia, Inggris, Malta, Siprus, Republik Dominika dan Liberia, pejabat pemerintah dan parlemen Yunani serta para pelaku dunia perkapalan mancanegara.
Pada pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Pembangunan dan Pariwisata Yunani, George Stathakis dijajaki peningkatan kerja sama pariwisata, khususnya saling tukar informasi kebijakan promosi wisata, sebagai sesama negara maritim.
Menurut Rizal Ramli untuk dapat mencapai target 20 juta wisatawan asing di 2019, Indonesia perlu belajar banyak dari Yunani, yang pada 2015 dikunjungi 26 juta wisatawan mancanegara.
Menko Rizal Ramli dan Menteri Stathakis membahas peluang kerja sama pengembangan kapasitas tenaga kerja sektor maritim, melalui pengembangan kurikulum pusat pelatihan.
Kedua negara akan diuntungkan mengingat Indonesia dapat menyuplai tenaga kerja terampil yang diperlukan perusahaan perkapalan Yunani.
Pada pertemuan dengan Menteri Kemaritiman dan Kebijakan Kepulauan Yunani, Thodoris Dritsas kedua menteri mendiskusikan kemungkinan kerja sama RI-Yunani untuk pengembangan infrastruktur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2 yang melalui Lombok, Kalimantan dan Sulawesi.
Bagi Yunani, peluang kerja sama pengembangan ALKI 2 sebagai jalur alternatif sangat menarik mengingat negeri para dewa ini menguasai 30 persen armada kapal dunia yang kerap kali melalui jalur Selat Malaka.
Selain itu, dibahas pula kerja sama di bidang keamanan laut yang vital bagi Indonesia, mengingat lebih dari dua pertiga wilayah RI terdiri atas lautan. Menurut Menko Rizal Ramli setiap tahunnya Indonesia merugi sekitar 20 miliar dolar AS akibat pencurian ikan.
Untuk itu, Indonesia perlu bekerja sama dengan Coast Guard Yunani, khususnya di bidang pengembangan kapasitas SDM teknologi keamanan laut, saling tukar informasi, dan lainnya.
Menko Rizal Ramli juga menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan pejabat, pelaku usaha, akademisi dan jurnalis sektor maritim Yunani untuk membahas potensi kerja sama keamanan laut, pendidikan SDM sektor maritim, pengembangan “port” dan “marina” serta pengembangan destinasi wisata Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid