Petugas menata barang bukti narkotika jenis sabu saat gelar barang bukti kejahatan narkotika di Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta, Kamis (7/1). BNN menyita narkotika jenis sabu seberat 17.445 gram dan ganja seberat 800 kg asal Aceh serta para tersangka dengan ancaman hukuman mati. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/16. *** Local Caption ***

Jayapura, Aktual.com — Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan meminta para kepala daerah serius mendukung upaya pemberantasan narkotika, yang dimulai dari diri mereka dengan berani melakukan tes urine.

“Semua bisa terkena bahaya narkoba. Karenanya lakukan tes urine. Kenapa harus takut kalau kau tak melakukannya,” katanya di depan para bupati dan wali kota se-Provinsi Papua yang mengikuti sesi pembukaan rapat daerah di Jayapura, Selasa (29/3) malam.

Narkoba, ujar dia sudah menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa karena jumlah penggunanya sudah mencapai tujuh juta orang, dan total nilai perdagangannya mencapai Rp66 triliun.

“Jumlah pengguna narkoba di Indonesia tercatat 5,9 juta orang tapi saya percaya angkanya jauh di atas itu, yakni tujuh juta orang. Dan 75 persen peredarannya dikendalikan dari penjara.”

Namun, Luhut menengarai bahwa para bos mafia narkoba itu sendiri justru bukanlah para pengguna barang haram yang telah membunuh 30-50 orang di Indonesia setiap harinya.

Untuk itu, dia meminta para kepala daerah di Provinsi Papua memastikan diri mereka terbebas dari narkoba karena para korban dari berbagai jenis barang haram ini bisa siapa saja dan dari penganut agama mana pun.

Kasus-kasus penggunaan narkoba juga sangat dekat dengan penyebaran HIV/AIDS. Di Provinsi Papua, angka prevalensi HIV tercatat 2,4 persen sedangkan di Provinsi Papua Barat tercatat 3,2 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu