Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan (kiri) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas yang membahas soal Pagu Indikatif Tahun 2017 di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/4). Pemerintah telah menetapkan beberapa asumsi dasar ekonomi makro yang akan diajukan ke parlemen, diantaranya asumsi pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kisaran 5,5 sampai 5,9 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada kisaran Rp13.650 sampai Rp13.900 per USD, harga minyak mentah USD35-USD45 per barel, lifting minyak 740 ribu-760 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas satu juta sampai 1,1 juta bph. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan enggan menanggapi proter yang diajukan Tiongkok atas penembakan nelayan oleh Anggatan Laut di perairan Laut Tiongkok Selatan.

“(Protes Tiongkok) tidak perlu kita tanggapi, yang penting kita cari solusi baik-baiklah. Kita ini kan tetangga dan punya hubungan baik dengan Tiongkok tapi tanpa mengorbankan kedaulatan negara kita,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/6).

Luhut mengatakan tindakan yang dilakukan oleh TNI Anggatan Laut terhadap nelayan Tiongkok sudah sesuai dengan prosedur.

“Bagaimana yang paling elok untuk penyelesaiannya. Karena sebenarnya tidak ada alasan untuk Indonesia ada soal dengan Tiongkok, karena Indonesia pada posisinya sudah jelas semua aturan-aturannya, dari ZEE-nya sudah jelas semua,” tegasnya.

Ia menambahkan Indonesia tidak ingin bermusuhan dengan Tiongkok mengenai batas wilayah laut kedua negara.

“Kita enggak mau ribut dengan Tiongkok,” kata Luhut.

Sebelumnya Luhut dipanggil Presiden salah satunya untuk melaporkan soal Laut Tiongkok Selatan di samping juga Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi yang juga menghadap Presiden untuk urusan yang sama.

Luhut mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden dibahas persoalan Laut Tiongkok Selatan yang akan dikonsultasikan dengan ahli hukum laut internasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara