Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengikuti rapat kerja dengan Pansus hak angket Pelindo II di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/10). Rapat tersebut membahas pelaksanaan Pansus hak angket Pelindo II. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Perbedaan harga pangan dan komoditas lainnya antara Indonesia timur dan Indonesia barat sangat tinggi. Sehingga untuk menekan disparitas harga yang tinggi itu, antara lain pemerintah mengupayakan program tol laut.

Jika hal itu tidak terjadi, maka program tol laut itu dirasa akan percuma. Pasalnya, selama ini masyarakat Indonesia Timur masih mengeluhkan mahalnya harga-harga barang dibanding di Indonesia barat, terutama di Jawa.

“Saat ini, harga-harga komoditas seperti semen dan harga pangan di Papua masih sangat tinggi. Tapi setelah ada tol laut selama 1,5 tahun ini sudah mulai dapat ditekan (harganya),” ujar Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli saat raker dengan Banggar DPR, di Jakarta, Senin (13/6).

Menurut dia, poros maritim selama satu setengah tahun itu sudah mulai terlihat manfaatnya. Jadi, dirinya enggan disebut sebagai kebijakan lips service saja.

“Itu sudah menjadi kenyataan. Bahkan kita sudah banyak 150 pelabuhan kecil di Indonesia timur yang bisa dilalui kapal shifting,” terang dia.

Jalur-jalur kapal itu ada tiga jalur, antara lain jalur dari Tanjung Priok Jakarta-Surabaya-Makasar-Jayapura Papua. Juga bisa jalur selatan, sampai ke Merauke Papua.

“Dengan adanya tol laut, saya rasa akan mengurangi gap antara Indonesia barat-timur. Dan kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan. Makanya harus dapat menekan harga,” jelas Rizal.

Sejauh ini, Rizal mencontohkan, harga-harga di Papua sudah berangsur dapat ditekan tidak seperti beberapa tahun lalu. Tapi dengan adanya tol laut harga di sana bisa ditekan hingga sekitar 30 persen.

“Dulu, harga semen sangat mahal di Indonesia timur. Seperti di Papua. Tapi dengan adanya tol laut turun sekitar 22 persen. Cuma memang untuk daerah pegunungan masih mahal. Kalau harga di Merauke sekitar pantai Rp200 ribu per sak sampai pegunungan jadi Rp1 juta per sak,” cerita Rizal.

Tak hanya komoditas semen yang dapat ditekan, kata Rizal, harga pangan juga bisa ditekan. Untuk beras bisa ditekan sebesar 22 persen, gula turun 28 persen, ayam potong turun 28 persen, dan minyak goreng turun 12 persen.

“Jadi pembangunan kita itu jangan sampai Jawa sentris, tapi Indonesia sentris,” tegas dia.

Agar program ini berjalan lancar, Rizal minta BUMN seperti PT Pelni (Persero) bisa berkontribusi besar. Dalam jalur perintis itu, jangan lagi memikirkan untung besar.

“Memang kita harus kasih subsidi ke Pelni agar dapat menghidupkan jalur itu. Karena itu bukan jalur bisnis,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan