Jakarta, Aktual.co — Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengaku bahwa maskapai penerbangan plat merah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) sangat berat untuk kembali dihidupkan.
“Menurut saya, Merpati harus diselesaikan secara tuntas karena sekarang agak berat kalau dihidupkan kembali. Tapi harus ada solusinya,” kata Sofyan di kantornya, Jakarta, Selasa (6/1)
Menurutnya, di tengah kompetisi perusahaan penerbangan yang sudah semakin ketat saat ini, ditambah dengan kondisi Merpati yang tidak memungkinkan, maka akan susah bagi Perseroan untuk menghadapi persaingan.
“Jadi harus dicarikan jalan bagaimana menyelesaikan masalah ini, once and for all,” jelasnya.
Selain itu, Sofyan juga memastikan bahwa tidak ada alokasi untuk Merpati dalam anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk BUMN dengan total Rp30 triliun.
“Nggak ada masuk ke Merpati,” sebut Sofyan.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga telah menyatakan bahwa kepemilikan saham pemerintah di PT Merpati Nusantara Airlines/MNA (Persero) akan segera dijadikan minoritas. Hal ini disebabkan oleh jumlah utang Merpati yang lebih besar dari aset yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dinyatakan oleh Deputi Bidang Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN Gatot Trihargo.
“Ada dua investor yang serius berminat untuk berinvestasi di Merpati. Namun syarat yang harus dipenuhi oleh investor adalah memenuhi hak normatif perusahaan. Saat ini Kementerian BUMN sudah menunjuk PT Danareksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset/PPA (Persero) untuk melakukan seleksi terhadap investor yang akan berinvestasi di Merpati,” kata Gatot.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka