Jakarta, Aktual.com — Keinginan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk membeli 10 unit pesawat tempur jenis Su-35 buatan Sukhoi dari Rusia harus melalui administrasi yang panjang. Pembelian pesawat tempur untuk TNI Angkatan Udara tersebut masih diurus teknis administrasinya.
“Namanya begitu kan, administrasi dan teknisnya banyak dan panjang banget,” terang Menkopolhukam disela-sela Pembukaan DIKLAT Kepala Daerah Angkatan ke-2 di Kantor BPSDM Kemendgri, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (26/5).
Diakuinya, pesawat Su-35 yang akan menggantikan armada F-5E Tiger II TNI-AU berteknologi mutakhir. Pesawat ini memadukan atau kombinasi dari dogfight dan pengebom. Dogfight adalah pertempuran udara antar pesawat tempur dalam manuver jarak pendek.
“Teknologinya sangat maju sekarang, kalau itu jadi dilepas sama Rusia, Indonesia negara pertama diluar Rusia yang punya Sukhoi 35,” jelas Luhut.
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin sebelumnya mengatakan pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia akan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo meskipun Menhan enginginkan pengadaan pesawat tersebut.
Ia mengakui memang Sukhoi memiliki banyak kelebihan ketimbang pesawat tempur jenis lain, seperti F-16.
“Sukhoi sudah familiar dengan pilot kita, kemudian lebih unggul daripada F-16. Ketiga kemungkinan diembargo itu tidak mungkin, kalau kita dengan Amerika kan ada banyak kemungkinan,” kata dia.
“Pembelian alutsista tidak lepas dari keputusan politik kedua negara, kemudian geopolitiknya seperti apa, strateginya seperti apa, ada pertimbangan-pertimbangan khusus. Tapi kita serahkan kepada pemerintah. Pemerintah yang lebih tahu kebutuhan pemerintah. Kita loyal apa kata Presiden,” lanjutnya.
Artikel ini ditulis oleh: