Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kanan), Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kiri), Menlu Retno Marsudi (kanan) dan Seskab Pramono Anung (kedua kiri) memberikan keterangan pers di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/2). Presiden Joko Widodo beserta delegasi tiba kembali di Tanah Air usai melakukan lawatan ke Amerika Serikat untuk menghadiri KTT ASEAN-AS, berkunjung ke Silicon Valley dan menjadi pembicara utama dalam US-ASEAN Business Council. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo meminta Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan jajaranya untuk mencari kuburan massal korban peristiwa 1965.

“Presiden tadi memberitahu bahwa memang disuruh cari saja kalau ada kuburan massalnya itu,” kata Luhut ditemui di area Istana Negara Jakarta, Senin (25/4).

Menurut Menko Polhukam, banyak isu yang mengabarkan total korban akibat peristiwa pada 1965 mencapai ratusan ribu jiwa.

Kendati demikian, Luhut mengatakan belum ada pihak yang melaporkan adanya kuburan korban pemberantasan Gerakan 30 September/PKI.

“Padahal sampai hari ini belum pernah kita menemukan satu kuburan massal,” jelas dia.

Menko Polhukam meminta jika ada LSM yang memiliki data mengenai kuburan massal atau korban dapat berkoordinasi dengan kementerian.

“Ya sudah silakan kapan dia tunjukin. Kamu sampaikan dari Menko Polhukam, kapan saya pergi dengan dia,” tegas Luhut terkait LSM yang memiliki data dugaan pelanggaran HAM 1965.

Sebelumnya pada Senin (18/4) Luhut mengatakan pemerintah Indonesia ingin menyelesaikan kasus HAM berat, antara lain tragedi 1965.

“Ada keinginan pemerintah menyelesaikan masalah HAM harus dituntaskan. Kami melihat penyelesaian Tragedi 65 ini menjadi pintu masuk menyelesaikan kasus yang lain,” kata Luhut pada pembukaan Simposium Nasional Tragedi 1965 di Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara