Dalam jumpa persnya bahwa Overload atau over kapasitas menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, seperti dalam empat bulan terakhir kerusuhan yang kerap terjadi didalam Lapas.

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Hukum dan HAM akan membentuk tim khusus untuk menelusuri kebenaran pengakuan mantan Kalapas Batu, Nusakambangan, Liberty Sitinjak. Terkhusus soal pencabutan kamera pengintai di sel Freddy Budiman oleh pegawai BNN.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan Kemenkum HAM, I Wayan Dusak menjelaskan, tim khusus ini dibentuk dengan merujuk pada kesaksian Sitinjak, yang telah dimintai keterangan lebih dulu.

“Ya dia (Sitinjak) bilang anak buahnya yang didatangi. Makanya saya buat tim buat investigasi lagi. Nah nanti dicari tahu siapa anak buahnya, siapa yang datang,” tutur Dusak, di gedung Kemenkum HAM, Jakarta, Selasa (2/8).

Menurutnya, pembentukan tim khusus ini untuk membantu pihak aparat yang dituding. Meskipun mereka akui bantuan tersebut bisa direalisasikan setelah adanya permintaan dari pihak terkait.

“Suatu saat dibutuhkan, saya siap serahkan data itu, karena bukan kewajiban saya serahkan ke polisi atau BNN, bahkan ke pak Menteri. Kecuali kalau beliau minta. Ini prosesnya terus berjalan,” ucapnya.

Kendati demikian, diakui Dusak bahwa pihaknya belum bisa memastikan kebenaran pengakuan Sitinjak. Bilamana benar, anak buah Yasonna Laoly menyebut kalau Sitinjak sudah membuat keputusan tepat.

“Dia tidak penuhi itu. Kalau CCTV disuruh copot, apa urusannya. Nah pengakuan itu kita dalami,” pungkas Dusak.

Seperti diwartakan sebelumnya, pada Jumat (29/7) pagi, tersebar pesan berantai berisi pengakuan Freddy Budiman yang bercerita kepada Koordinator KontraS, Haris Azhar. Dalam pesan tersebut Haris juga menceritakan pengakuan Sitinjak.

“Saya ngobrol sama Sitinjak dulu soal tantangan mengelola LP, termasuk keterangan dia didatangi oleh pejabat dari BNN,” kata Haris, saat jumpa pers di kantor KontraS, Jumat (29/7).

Dipaparkan Haris, Sitinjak bercerita ihwal kedatangan petugas BNN yang mempertanyakan penggunaan dua kamera sisi TV di sel Freddy. Menurut Haris, orang paling berpengaruh di Lapas Batu itu juga heran mengapa petugas BNN itu mempermasalahkan kamera pemantau di sel Freddy.

“Gak tahu pangkat (orang BNN-nya) apa. Orang BNN ini yang mempertanyakan adanya dua kamera pemantau Freddy di dalam sel selama 24 jam. Secara implisit Sitinjak mempertanyakan. Dia bilang, saya mau kerja bener kok diganggu?,” papar Haris menirukan pembicaraannya dengan Sitinjak.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby