Jakarta, Aktual.co — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-se untuk mendiskusikan peran dan kontribusi yang bisa dilakukan pemerintah Korsel dalam memerangi epidemi Ebola.
“Dalam percakapan yang berlangsung pada Senin antara dua diplomat top itu, mereka membahas isu-isu bilateral, regional dan global, termasuk tentang Ebola dan Korea Utara,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki, Kamis (16/10).
Menurut dia, percakapan itu merupakan satu dari serangkaian panggilan yang telah dilakukan Kerry kepada pemerintah dari negara-negara di seluruh dunia untuk memohon dukungan dalam memerangi epidemi Ebola.
“Kita memang membutuhkan kontribusi lebih dari masyarakat internasional. Sehingga hal itu telah menjadi poin utama dalam diskusi. Menlu Kerry juga telah menghubungi banyak pejabat negara dari seluruh dunia, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan berbagai negara tentang peran dan kontribusi seperti apa yang dapat mereka lakukan,” kata Psaki.
“Ada banyak hal yang masih perlu dilakukan, dan tidak ada badan PBB, negara, atau LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang dapat berdiri sendiri melawan epidemi Ebola yang semakin meningkat pesat. Jadi, kami akan terus mengangkat masalah ini,” lanjutnya.
Psaki menyebutkan, Korea Selatan sejauh ini telah menjanjikan bantuan dana sebesar 5,6 juta dolar AS untuk upaya melawan Ebola. Namun, Psaki tidak menjelaskan apakah Kerry meminta sumbangan tambahan dari pemerintah Korsel.
Sementara itu, seorang pejabat tinggi di Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan bahwa selama pembicaraan melalui telepon, Kerry meminta pemerintah Korsel memberikan bantuan tambahan dalam mengatasi epidemi Ebola agar perintah untuk berperang melawan wabah penyakit itu dapat mempercepat respon global.
Kementerian Luar Negeri Korsel pun menyampaikan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan “berbagai cara” untuk membuat kontribusi atas permintaan masyarakat internasional.
“Pemerintah Korea Selatan akan memutuskan cara untuk memberi kontribusi tambahan dengan memperhatikan sumber-sumber yang tersedia dan mempertimbangkan perkembangan epidemi Ebola,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri korsel Noh Kwang-il, tanpa merinci dengan jelas mengenai kontribusi yang dimaksud.
Menurut sumber-sumber diplomatik, pemerintah Korea Selatan dengan hati-hati mempelajari kemungkinan pengiriman tenaga medis sipil, dan bukan tentara dan petugas medis khusus, untuk membantu mengekang wabah yang mematikan itu.
Ketika ditanya apakah dengan menyebutkan Jepang dan Korea Selatan menunjukkan bahwa kedua negara itu belum berkontribusi yang cukup dalam upaya melawan Ebola, Psaki mengatakan pihaknya tidak pernah mengatakan atau bermaksud seperti itu.
Artikel ini ditulis oleh: