Pihak Kemlu RI terus berkomunikasi secara intensif dengan otoritas setempat di Filipina dan perwakilan RI di kota Davao dan Manila untuk memantau perkembangan di Marawi.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga sebenarnya telah mengirim satu tim untuk membantu evakuasi WNI dari Marawi menyusul baku tembak antara tentara Filipina dan kelompok bersenjata di Marawi.

Namun, upaya evakuasi tersebut belum memungkinkan untuk dilaksanakan karena pemerintah Filipina masih memberlakukan situasi gawat darurat militer dan operasi militer di Marawi.

Sebanyak 16 WNI sekarang berada di wilayah Filipina selatan. Enam WNI berada di Municipality Sultan Naga Dimaporo, Provinsi Lanao del Norte, sementara 10 WNI lainnya yang adalah jamaah tabligh berada di Marawi, Provinsi Lanao del Sur.

“Kami telah berkomunikasi dengan 16 WNI tersebut. Mereka meminta untuk dievakuasi,” ujar Menlu Retno.

Artikel ini ditulis oleh: