Namun, dia menambahkan, keamanan dan keselamatan para WNI tersebut adalah prioritas utama sehingga pemerintah Indonesia tidak dapat melaksanakan evakuasi tanpa ada kerja sama dan dukungan dari otoritas di Filipina.

Pihak Kepolisian RI terus berkoordinasi dengan kepolisian setempat di Filipina untuk membantu mengawasi dan memastikan keselamatan para WNI di Marawi.

Pihak KJRI Davao juga terus menjalin komunikasi dengan Kepolisian Provinsi Lanao del Sur di Marawi untuk memberikan perlindungan bagi WNI.

Pada Selasa Malam (23/5), Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Mindanao menyusul baku tembak antara tentara Filipina dengan kelompok bersenjata di Kota Marawi.

Dilaporkan oleh media lokal Filipina, baku tembak terjadi ketika polisi dan tentara bergerak untuk melaksanakan perintah penahanan seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.

Kelompok Maute kemudian menyerbu Kota Marawi sebagai bentuk respon atas rencana penahanan tersebut.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: