Jakarta, aktual.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa pondok pesantren memiliki potensi besar untuk menumbuhkembangkan ekosistem IKM di Tanah Air.

“Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit usaha industri, dan memiliki inkubator bisnis,” kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (8/9).

Sejak 2013, Kementerian Perindustrian aktif membina puluhan ribu santri menjadi wirausaha industri yang berkontribusi bagi perekonomian nasional.

Menperin juga menilai bahwa pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai tempat penumbuhan ribuan wirausaha baru.

Selain karena jumlah santri di Indonesia yang luar biasa besar, pondok pesantren dikenal pula memiliki potensi pemberdayaan ekonomi yang digerakkan oleh para santri dan pengurus pondok.

Berdasarkan data Kementerian Agama hingga Oktober 2021, jumlah pondok pesantren di Indonesia tercatat sebanyak 35.093 unit pondok, dengan jumlah santri di dalamnya sebanyak 4.765.207 orang.

Tak hanya itu, pondok pesantren dikenal menjadi tempat menempa para santri yang berakhlak dan ulet, jujur, serta pekerja keras.

Para santri masa kini juga dituntut tak hanya mendalami agama, tetapi juga ilmu kewirausahaan sehingga ke depannya dapat mandiri membuka usaha sendiri, sepulang dari pondok pesantren.

Guna mendukung penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) sejak 2013 telah menggelar Program Santripreneur dengan beragam jenis kegiatan di dalamnya.

Kegiatan tersebut meliputi bimbingan teknis produksi, fasilitasi mesin dan peralatan, pendampingan materi kewirausahaan serta digital marketing.

Hingga saat ini, Kemenperin telah menggembleng sebanyak 10.199 santri di 88 pondok pesantren yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Fasilitasi ini disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan masing-masing pondok,” ungkap Menperin.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mencontohkan, pada tahun 2019 Ditjen IKMA telah memfasilitasi bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan pengolahan roti di pondok pesantren Mabadi’ul Ihsan, Kabupaten Banyuwangi. Sebelumnya ponpes tersebut telah memiliki unit usaha pengolahan roti.

Sejak memperoleh fasilitasi tersebut, unit usaha yang awalnya hanya mampu memproduksi roti sebanyak 200 buah per hari, hingga sekarang sudah dapat memproduksi roti 1000 buah per hari dengan berbagai varian rasa yang dipasarkan melalui lingkungan pondok pesantren dan sekitarnya.

“Saya mendorong agar para santri di seluruh Indonesia, terutama di enam pondok pesantren yang saat ini sedang bergabung dalam Program Santripreneur, untuk menjadi santri milenial, yaitu santri yang mampu berproduksi dengan baik serta menguasai perkembangan teknologi digital dalam menjalankan unit usaha industrinya, atau yang ingin saya sebut dengan istilah Santri Milenial 4.0,” papar Reni.

Reni mengungkapkan, tahun ini pihaknya kembali menggelar Program Santripreneur dengan tema “Santri Berindustri Dukung Pemulihan Ekonomi Indonesia”, yang dilakukan secara serentak di enam pondok pesantren.

Keenam pondok tersebut, yaitu Pondok Pesantren (PP) Al Mufidah Santi Asromo Kabupaten Majalengka, PP Fauzan Kabupaten Garut, PP Manbaul Hasanah di Kabupaten Indramayu, PP Abu Manshur di Kabupaten Cirebon, PP Annahla Firdaus di Kabupaten Subang, dan PP Assyyafiiyah di Kabupaten Kendal.

“Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 650 orang, tersebar di enam pondok pesantren,” kata Reni.

Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilakukan, antara lain bimbingan teknis pembekalan kemampuan manajemen usaha dan teknis produksi kepada para santri dan alumni, serta fasilitasi mesin/peralatan produksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain