Panitia Lima. (ilustrasi/aktual.com)

Surabaya, Aktual.com – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pendidikan Pancasila harus direvitalisasi dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

“Pendidikan Pancasila harus direvitalisasi, bukan hanya memahami Pancasila sebagai norma, tetapi harus tahu bagaimana pengejewantahannya,” ujar Nasir usai membuka Musyawarah Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) wilayah VII Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (16/9).

Nasir mengatakan pendidikan Pancasila harus menerangkan mengapa harus ada sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

“Selama ini, hal itu tidak pernah dibicarakan secara detail,” ujar dia.

Dengan memahami apa yang sudah dirumuskan para pendiri bangsa, lanjut dia, maka persatuan dan kesatuan bangsa akan terwujud.

“Di era teknologi informasi seperti saat ini, satu-satunya yang harus dilakukan adalah memperkuat generasi muda melalui nilai-nilai Pancasila,” kata Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro itu.

Ketua Aptisi Wilayah VII Sukowiyono mengatakan kampus harus kembali menanamkan pendidikan Pancasila.

“Dengan demikian, generasi muda mampu mengamati dan menghayati nilai Pancasila,” katanya.

Sukowiyono menjelaskan bangsa Indonesia mengalami ujian berat dengan sikap egois dan sektarian. Hal itu dapat diatasi dengan memahami nilai-nilai Pancasila dengan baik. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan deklarasi antiradikalisme yang diikuti sejumlah perguruan tinggi swasta di daerah itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan