Jakarta, Aktual.com – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan basis data terpadu (BDT) akan final pada 2018 sehingga seluruh data terpadu dalam satu data.
“Ini sudah ‘single’ data. Ada 25 kementerian lembaga yang sudah mengakses, 18 sudah selesai dan tujuh lainnya masih dalam proses,” katanya, Kamis (27/10).
BDT adalah sistem data elektronik yang berisi nama, alamat, nomor induk kependudukan (NIK) dan keterangan dasar sosial ekonomi rumah tangga dan individu dari sekitar 25 juta rumah tangga di Indonesia.
Namun, Mensos mengungkapkan bahwa data kemiskinan sangat fluktuatif karena banyak faktor. Misalnya, akibat bencana alam atau bencana sosial, suatu keluarga dapat menurun stratanya dari sebelumnya mampu bisa jatuh dalam kemiskinan.
“Seperti tahun lalu ada bencana asap, itu masuk dalam kategori bencana sosial. Jadi memang data kemiskinan ini naik turunnya cepat sekali,” tambah Mensos.
Lebih lanjut, ke depan pemerintah akan lebih menyederhanakan bantuan sosial menjadi terpadu dalam satu kartu dan secara bertahap semua subsidi akan menjadi bantuan.
Misalnya, subsidi gas elpiji tiga kilogram, subsidi pupuk dan solar nantinya akan dapat diperoleh hanya bagi yang memegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kartu tersebut akan menjadi kartu combo di mana semua bantuan dalam satu kartu.
Pemerintah juga mulai mengubah sistem penyaluran bantuan sosial dari sebelumnya tunai menjadi nontunai antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat.
Kebijakan penyaluran bantuan sosial nontunai tersebut akan meningkatkan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat penerima bantuan, pemerintah dan lembaga penyalur.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid