Jakarta, Aktual.co — Kementerian Sosial mengatakan bahwa permasalahan sosial semakin kompleks dan dinamis menuntut tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) handal di bidang pekerjaan sosial (peksos).
 
“Peksos menjadi faktor strategis dalam perubahan sosial masyarakat, sehingga dalam pergaulan global yang difasilitasi organisasi-organisasi internasional telah mendorong pendidikan peksos melibatkan diri dalam perubahan tersebut,” ujar Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dalam rilis yang diterima Aktual, Rabu (15/10).
 
Menghadapi hal itu, lembaga akademik dituntut meningkatkan kualitas agar mampu menghasilkan peksos berkompeten dan profesional. Calon peksos mesti memiliki keyakinan dan kesungguhan mempraktekan secara profesional. Dengan kemampunan itu, peksos bisa bekerja tidak hanya di lembaga pemerintah, juga di berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) nasional dan internasional.
 
Berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai peksos selama menempuh pendidikan diharapkan menjadi bekal untuk bersaing di dunia kerja. Berbagai tantangan tersebut, lebih berat dibandingkan di kampus, salah satunya pasar kerja, baik pemerintah, swasta dan masyarakat.
 
Tantangan pertama berasal dari pasar kerja. Peksos memiliki tugas meyakinkan pasar kerja dan masyarakat, bahwa alumni peksos adalah sarjana profesional yang mampu mengatasi masalah sosial, menjadi agen perubahan, serta memberdayakan masyarakat.
 
“Dengan bekal ilmu yang dimiliki menjadikan peksos orang-orang yang tepat bekerja untuk membangun kesejahteraan masyarakat, ” ujarnya.
 
Perlu diingat, bahwa STKS telah melengkapi peksos dengan ilmu peksos yang memadai. Saat ini, beberapa lembaga pemerintah atau swasta yang menafikan keberadaan peksos, maka peksos harus saling bahu membahu dengan STKS, Kemensos dan mitra peksos lainnya agar peksos tidak tertinggal dari profesi lainnya.
 
Tantangan kedua adalah soal penerimaan masyarakat. Peksos berbeda dengan profesi lain yang lebih dulu dikenal masyarakat, banyak masyarakat belum mengenal fungsi dan tugas peksos.
 
Padahal hasil kerja peksos yang tidak kasat mata, membuat warga masyarakat tidak dengan segera mengenali hasil kerja para peksos dan berbeda dengan dokter yang terkenal di masyarakat.

“Dua tantangan di atas, bisa diatasi dengan meningkatkan kualitas pribadi, kesiapan mental dan jaringan. Peningkatkan kualitas diri bisa dengan menempuh pendidikan lebih tinggi serta meningkatkan soft skill, ” ucapnya. 

Artikel ini ditulis oleh:

Eka