Jakarta, Aktual.co — Kementerian Sosial mewacanakan sistem manajemen informasi atau “information management system” untuk memberikan perlindungan anak dan keluarga secara cepat.
“Saya berharap program ini bisa mendapat dukungan UNICEF dan pemda karena di beberapa daerah ada dukungan APBD-nya,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Kamis (26/2).
Hal itu disampaikan Mensos usai menerima kunjungan utusan khusus PBB untuk kekerasan anak Marta Santos Pais di gedung Kementerian Sosial.
Khofifah mengatakan IMS sudah diterapkan dan berjalan baik di Kanada berupa mobil unit polisi yang sudah terkoneksi dengan jaringan telepon sehingga ketika terjadi kekerasan dalam keluarga termasuk anak akan langsung bisa memberi sinyal dan mobil akan langsung menuju ke lokasi kekerasan terjadi.
Selain itu, ada program berbasis pekerja sosial yang diterapkan di Australia di mana pekerja sosial bertanggung jawab kepada sejumlah keluarga dan mereka bisa melakukan kunjungan maupun menelepon secara acak untuk memastikan keluarga dan anak-anak tersebut baik-baik saja Menurut Khofifah, Kementerian Sosial juga sudah memilik pilot proyek untuk program perlindungan anak yang berbasis pada penguatan kapasitas pekerja sosial di lima kabupaten yaitu Klaten, Tulungagung, Sukabumi, Gowa dan Makassar.
Program tersbeut sudah memulai di lima kabupaten, dan Khofifah meminta ditambah di dua daerah lagi yaitu di Bengkulu dan Kalimantan Timur karena dari data yang ada kasus incest cukup tinggi di daerah tersebut.
“Jadi dalam pertemuan dengan utusan khusus PBB tadi saya sampaikan supaya kerja sama berikutnya bisa pada penguatan kapasitas pekerja sosial dan IMS yang berbasis pada mobil unit polisi karena jaman sekarang itu sudah memungkinkan untuk dilakukan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid