Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat Rapat Koordinasi Upsus Akselerasi Produksi Padi dan Jagung di Lahan Sawah dan Optimasi Rawa Mineral di Kalimantan Selatan 2023-2024, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (17/11/2023). (ANTARA/HO-Kementan)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung nasional dengan mengoptimalkan lahan rawa menjadi lahan produktif di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Amran menyampaikan upaya khusus (Upsus) dilakukan untuk menekan impor dan mengembalikan swasembada yang pernah diraih pada 2017 hingga 2020. Pengoptimalan lahan ini potensinya mencapai 10 juta hektare.

“Inilah pentingnya kita akselerasi optimasi lahan rawa di Kalimantan Selatan ini, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan. Kita pastikan sumber air, bibit dan pupuknya,” ujar Amran melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (17/11).

Amran menjelaskan, Kalimantan Selatan memiliki potensi lahan rawa untuk dibangun dan dioptimalisasi menjadi lahan pertanian seluas 206 ribu hektare.

Akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung di provinsi tersebut merupakan sebuah keharusan, karena potensi lahannya dapat menyediakan pangan yang besar, baik untuk penopang pangan nasional khususnya menyuplai kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN), meningkatkan kesejahteraan petani hingga ekspor.

“Luasnya yang kita putuskan tadi 206 ribu hektare. Ini lahan rawa. Semua insya Allah peralatan, benih, pupuk kami siapkan dari pusat. Awalnya ragu-ragu dikit, ternyata setelah saya tongkrongi 2 hari insya Allah bisa 206 ribu hektare dan ini menjadi penopang pangan nasional,” katanya.

Kementan pada 2023 menargetkan produksi beras sebesar 32 juta ton dan jagung 16 juta ton. Sementara pada 2024, produksi beras ditargetkan 34 juta ton dan jagung 18 juta ton.

Target luas tanam padi di Kalimantan Selatan seluas 237.997 hektar dengan target produktivitas di 2023 sebesar 3,94 ton per hektar dan 2024 sebesar 4,28 ton per hektare. Sementara untuk peningkatan produksi jagung, penanaman jagung di Kalsel tahun 2024 ditargetkan seluas 35.000 hektare.

Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, Upsus peningkatan produksi padi di antaranya melalui mekanisasi percepatan tanam, penggunaan benih unggul, meningkatkan penggunaan pupuk non subsidi atau hayati dan memperbaiki pengelolaan tata kelola air irigasi.

Selanjutnya, dengan meningkatkan bimbingan teknis (bimtek) dan frekuensi penyuluhan, penerapan teknologi budidaya dan integrated farming, penerapan jeda waktu panen ke tanam maksimal 15 hari, mempermudah akses KUR untuk modal dan mekanisasi, menjalin kemitraan dengan off taker.

“Dengan program Upsus ini, kita dorong Kalimantan Selatan naik kelas. Kalimantan Selatan sekarang ini peringkat 12 daerah penghasil beras, produksi berasnya 835 ribu ton. Ini naik kelas karena sebelumnya peringkat 13,” kata Suwandi.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar mengapresiasi upaya akselerasi produksi padi dan jagung di Kalimantan Selatan. Menurutnya, pertanian merupakan sektor strategis penopang pertumbuhan ekonomi.

“Kalimantan Selatan memiliki lahan sawah dan rawa yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka optimasi di produksi padi dan jagung. Kami berkomitmen untuk mendukung program strategis Kementan untuk mewujudkan akselerasi produksi pangan melalui optimalisasi lahan sawah dan lahan rawa,” ujar Roy.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan